Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Indonesia telah menunjuk Grup Telkom untuk menghadirkan infrastruktur internet cepat dalam jaringan 5G guna mendukung perhelatan Presidensi G20 di Indonesia.
Pemerintah tunjuk grup Telkom hadirkan infrastruktur internet cepat di Presidensi G20
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan layanan 5G secara khusus itu akan mendukung kegiatan streaming video untuk seluruh peserta yang hadir dalam forum tersebut.
"5G sekarang khususnya untuk streaming. Kami memberikan experience kualitas streaming dengan best quality, sehingga seluruh peserta yang hadir (pemimpin maupun delegasi) bisa merasakan di Indonesia gelaran 5G ini sudah bisa berkelas global," ujarnya dalam konferensi pers Presidensi G20 di Jakarta, Senin.
Kartika menyampaikan ada beberapa fungsi yang akan ditampilkan melalui jaringan 5G, seperti virtual reality.
Menurutnya, tampilan itu untuk menunjukkan kemajuan implementasi 5G dan digitalisasi telekomunikasi di Indonesia sudah berjalan sama majunya dengan negara lain.
Pemerintah telah merencanakan kapasitas bandwidth internet 5G untuk Presidensi G20 sebesar 800 Mbps sampai 1,2 Gbps atau rata-rata kecepatan untuk 5G antara 4 Mbps sampai 6 Mbps untuk setiap pengguna layanan streaming.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerard Plate mengatakan pemerintah akan meminjamkan sementara spektrum bandwidth yang masih kosong apabila dibutuhkan tambahan demi menjamin keandalan layanan internet yang memadai di Indonesia.
Dia juga menyampaikan bahwa pemerintah menetapkan 4G sebagai tulang punggung komunikasi, sedangkan 5G akan digunakan untuk meningkatkan pengalaman internet yang lebih baik.
Operator-operator seluler yang sudah mendapat uji layak operasi dan operasi komersial akan mengambil bagian masing-masing sesuai kesiapannya.
"Secara khusus, Telkom dan Telkomsel akan mengambil peran yang besar untuk menyiapkan layanan 5G dengan benchmark terakhir PON Papua," kata Johnny.
Pada G20, Indonesia memiliki momen penting karena selain pertama kalinya menjadi tuan rumah untuk ajang bergengsi ini.
Indonesia juga menjadi negara berkembang pertama yang memimpin perkumpulan negara- negara yang akan berdampak pada kebijakan ekonomi dan sosial secara global.
Puncak G20 akan berlangsung di Bali tepatnya lewat KTT G20 yang akan digelar sekitar Oktober 2022.
Presidensi G20 Indonesia mengusung tiga isu utama berupa transisi energi berkelanjutan, sistem kesehatan dunia, serta transformasi ekonomi dan digital.
Indonesia membagi pembahasan isu pada forum G20 dalam dua jalur pertemuan, yaitu Sherpa Track dan Financial Track.
Sherpa Track membahas isu-isu ekonomi non-keuangan mulai dari energi, pembangunan, pariwisata, ekonomi digital, pendidikan, tenaga kerja, pertanian, perdagangan, investasi, industri, kesehatan, anti korupsi, lingkungan, hingga perubahan iklim.
Adapun Financial Track memprioritaskan enam isu terkait dengan ekonomi, yakni exit policy untuk pemulihan ekonomi global pasca pandemi, dampak COVID-19 terhadap sektor rill, sistem pembayaran digital, keuangan berkelanjutan, inklusi keuangan, dan perpajakan internasional.