Sorong (ANTARA) - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno menyampaikan bahwa kepulauan Raja Ampat di Papua Barat bukanlah sebagai destinasi massal demi menjaga kelestarian lingkungan hidup dan untuk pembangunan wisata berkelanjutan.
"Kita harus menyadari bahwa destinasi wisata Raja Ampat berkualitas tinggi. Dan tentunya yang berkualitas tinggi memiliki nilai tambah atau tidak murah," kata Sandiaga Salahuddin Uno saat berkunjung ke kampung Arborek Raja Ampat, Rabu.
Dia mengatakan bahwa Raja Ampat harus menghindari wisata massal atau Mass Tourism untuk menjaga ekosistem alam demi pariwisata berkelanjutan.
Pada kesempatan tersebut, Sandiaga menyatakan sangat mengagumi keindahan alam bawah laut Raja Ampat dengan terumbu karang yang sangat indah yang perlu dijaga.
"Tadi saya menyelam terumbu karang begitu indah dan ini membuka peluang kerja dan peningkatan ekonomi masyarakat Raja Ampat bahkan Papua Barat," ujarnya.
Ia menyampaikan, banyak orang berkata berkunjung bahwa berkunjung ke Raja Ampat lebih bagus daripada keluar negeri.
Menparekraf sepakat dengan sentimen itu karena memang Raja Ampat salah satu destinasi wisata alam terbaik di Indonesia.
"Banyak wisatawan asing berkunjung ke Raja Ampat dan menjadikan Raja Ampat destinasi terfavorit, masa kita di Indonesia kalah dengan mereka," kata Menteri Sandiaga Uno
Ia menginginkan agar masyarakat dan pemerintah Raja Ampat tetap menjaga ekosistem alam yang ada sehingga pariwisata tetap berkelanjutan dan memberikan manfaat peningkatan ekonomi terus menerus.
"Saya juga mengingatkan agar protokol kesehatan tetap diutamakan serta meningkatkan vaksinasi sebab itu adalah kunci bangkitkan kembali pariwisata Indonesia," kata dia.
Berita Terkait
EU: Penghancuran bangunan 'komponen utama' Israel menjajahPalestina
Kamis, 21 November 2024 10:20 Wib
Rusia sebut penggunaan rudal ATACMS sinyal Barat inginkan eskalasi
Rabu, 20 November 2024 12:39 Wib
Penggunaan rudal Barat oleh Ukraina bisa picu Rusia gunakan nuklir
Rabu, 20 November 2024 10:43 Wib
Gelombang 3.5 meter berpotensi terjadi di Samudera Hindia Barat Nias
Selasa, 19 November 2024 16:31 Wib
Kawanan gajah liar rusak makam di Suoh Lampung Barat
Senin, 18 November 2024 16:40 Wib
Banjir merendam 16 desa di Aceh Barat
Senin, 18 November 2024 13:28 Wib
Ini penjelasan ilmiah fenomena Halo saat pentahbisan Uskup Labuan Bajo
Jumat, 1 November 2024 21:19 Wib
Serangan Israel di Gaza dan Tepi Barat tewaskan 11.825 siswa
Rabu, 30 Oktober 2024 10:12 Wib