Tempe Indonesia rambah pasar Jepang melalui distributor Kobe Bussan Co.Ltd
Jakarta (ANTARA) - Produk pangan olahan Indonesia tempe dari Superfood akan masuk ke pasar Jepang melalui salah satu distributor besar Jepang, yakni Kobe Bussan Co.Ltd.
Konsumen di Kansai, Jepang, sesaat lagi dapat menikmati tempe Indonesia di jaringan supermarket Gyomu Supaa yang merupakan salah satu jaringan supermarket terbesar di Jepang, kata Konsulat Jenderal RI di Osaka dalam sebuah pernyataan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Masuknya tempe Indonesia ke pasar Jepang merupakan hasil penandatanganan kontrak pesan ulang antara PT Arumia Kharisma Indonesia dengan Kobe Bussan Co.Ltd dengan volume hingga 13,8 ton yang akan didistribusikan untuk wilayah Kansai dan Kanto Jepang, yang dilaksanakan pada Rabu (29/9).
Konsul Jenderal RI di Osaka, Diana ES Sutikno, yang turut menyaksikan penandatanganan tersebut menyampaikan apresiasi kepada jajaran Kobe Bussan Co. Ltd atas kepercayaan untuk mengimpor dan mendistribusi produk makanan dan minuman Indonesia di Jepang.
"Saya juga turut bangga atas kerja keras PT. Arumia Kharisma Indonesia yang menjaga konsistensi kualitas dan keamanan produk tempe olahan sehingga dapat dikatakan pionir ekspor tempe Indonesia ke Jepang," ujar Konjen Diana.
Diana mengatakan bahwa ekspor makanan dan minuman Indonesia ke Jepang mempunyai peluang yang besar dan cukup bersaing dengan produk pangan dari negara-lain.
Menurut dia, faktor kualitas dan keamanan yang tinggi serta kemasan yang menarik dan praktis merupakan hal penting dalam memastikan peningkatan penetrasi pasar dan keberlanjutan ekspor produk pangan Indonesia ke Jepang.
"Produk mamin Indonesia harus mempunyai hasil uji lab yang diakui di Jepang. Oleh karena itu, hal ini tidak terlepas dari peran Badan POM dalam memastikan produk kualitas ekspor benar-benar aman dan sesuai standar internasional," ujarnya.
Terkait tempe yang diimpor oleh Kobe Bussan, Presiden Kobe Bussan Co. Ltd Jepang Hirokazu Numata mengaku bahwa ia awalnya tidak menyangka masyarakat Jepang menyukai tempe Indonesia.
"Oleh karena itu, hari ini kami menandatangani kontrak kerja sama pesan ulang tempe dengan jumlah yang lebih besar dengan pemasok Indonesia dan mulai tersedia pada akhir Oktober 2021," katanya.
Menurut Hirokazu, tempe semakin diminati oleh warga Jepang karena tergolong makanan sehat dan bergizi.
Selain impor dari Indonesia, tempe juga diproduksi di Jepang oleh pengusaha diaspora Indonesia, yaitu Sariraya Tempe dan Rusto’s Tempeh.
Sementara itu, Kepala Divisi Pengembangan Produk Kobe Busan Kana Fujita menyampaikan bahwa perusahaan itu terbuka untuk produk-produk baru, terutama produk makanan dan minuman dari Indonesia.
"Saat ini kami masih melakukan penjajakan akan potensi ini, dan aktif mencari mitra di Indonesia yang dapat bekerja sama dengan Kobe Bussan," ujar Kana.
"Camilan keripik tempe menjadi prioritas kami untuk masuk ke pasar Jepang. Tentunya saya juga meminta bantuan Perwakilan RI di Osaka dapat melakukan pendampingan hingga siap masuk ke Pasar Jepang," lanjutnya.
Pada 2020, nilai ekspor produk makanan dan minuman Indonesia ke Jepang mencapai 304,8 juta dolar AS, dengan tren kenaikan nilai ekspor selama 5 tahun terakhir sebesar 3,27 persen.
Pertumbuhan yang pesat itu harus terus ditingkatkan sejalan dengan tren pasar Jepang yang mulai melirik produk yang berkualitas.
Hal itu menjadi tantangan sekaligus peluang bagi produk makanan minuman Indonesia di Jepang, kata Konjen Diana.
Kedepannya, menurut dia, upaya promosi perlu disinergikan dengan edukasi yang terus-menerus kepada masyarakat Jepang tentang cara mengolah dan menyantap produk pangan olahan asal Indonesia.
Konsumen di Kansai, Jepang, sesaat lagi dapat menikmati tempe Indonesia di jaringan supermarket Gyomu Supaa yang merupakan salah satu jaringan supermarket terbesar di Jepang, kata Konsulat Jenderal RI di Osaka dalam sebuah pernyataan yang diterima di Jakarta, Kamis.
Masuknya tempe Indonesia ke pasar Jepang merupakan hasil penandatanganan kontrak pesan ulang antara PT Arumia Kharisma Indonesia dengan Kobe Bussan Co.Ltd dengan volume hingga 13,8 ton yang akan didistribusikan untuk wilayah Kansai dan Kanto Jepang, yang dilaksanakan pada Rabu (29/9).
Konsul Jenderal RI di Osaka, Diana ES Sutikno, yang turut menyaksikan penandatanganan tersebut menyampaikan apresiasi kepada jajaran Kobe Bussan Co. Ltd atas kepercayaan untuk mengimpor dan mendistribusi produk makanan dan minuman Indonesia di Jepang.
"Saya juga turut bangga atas kerja keras PT. Arumia Kharisma Indonesia yang menjaga konsistensi kualitas dan keamanan produk tempe olahan sehingga dapat dikatakan pionir ekspor tempe Indonesia ke Jepang," ujar Konjen Diana.
Diana mengatakan bahwa ekspor makanan dan minuman Indonesia ke Jepang mempunyai peluang yang besar dan cukup bersaing dengan produk pangan dari negara-lain.
Menurut dia, faktor kualitas dan keamanan yang tinggi serta kemasan yang menarik dan praktis merupakan hal penting dalam memastikan peningkatan penetrasi pasar dan keberlanjutan ekspor produk pangan Indonesia ke Jepang.
"Produk mamin Indonesia harus mempunyai hasil uji lab yang diakui di Jepang. Oleh karena itu, hal ini tidak terlepas dari peran Badan POM dalam memastikan produk kualitas ekspor benar-benar aman dan sesuai standar internasional," ujarnya.
Terkait tempe yang diimpor oleh Kobe Bussan, Presiden Kobe Bussan Co. Ltd Jepang Hirokazu Numata mengaku bahwa ia awalnya tidak menyangka masyarakat Jepang menyukai tempe Indonesia.
"Oleh karena itu, hari ini kami menandatangani kontrak kerja sama pesan ulang tempe dengan jumlah yang lebih besar dengan pemasok Indonesia dan mulai tersedia pada akhir Oktober 2021," katanya.
Menurut Hirokazu, tempe semakin diminati oleh warga Jepang karena tergolong makanan sehat dan bergizi.
Selain impor dari Indonesia, tempe juga diproduksi di Jepang oleh pengusaha diaspora Indonesia, yaitu Sariraya Tempe dan Rusto’s Tempeh.
Sementara itu, Kepala Divisi Pengembangan Produk Kobe Busan Kana Fujita menyampaikan bahwa perusahaan itu terbuka untuk produk-produk baru, terutama produk makanan dan minuman dari Indonesia.
"Saat ini kami masih melakukan penjajakan akan potensi ini, dan aktif mencari mitra di Indonesia yang dapat bekerja sama dengan Kobe Bussan," ujar Kana.
"Camilan keripik tempe menjadi prioritas kami untuk masuk ke pasar Jepang. Tentunya saya juga meminta bantuan Perwakilan RI di Osaka dapat melakukan pendampingan hingga siap masuk ke Pasar Jepang," lanjutnya.
Pada 2020, nilai ekspor produk makanan dan minuman Indonesia ke Jepang mencapai 304,8 juta dolar AS, dengan tren kenaikan nilai ekspor selama 5 tahun terakhir sebesar 3,27 persen.
Pertumbuhan yang pesat itu harus terus ditingkatkan sejalan dengan tren pasar Jepang yang mulai melirik produk yang berkualitas.
Hal itu menjadi tantangan sekaligus peluang bagi produk makanan minuman Indonesia di Jepang, kata Konjen Diana.
Kedepannya, menurut dia, upaya promosi perlu disinergikan dengan edukasi yang terus-menerus kepada masyarakat Jepang tentang cara mengolah dan menyantap produk pangan olahan asal Indonesia.