Petani kopi Pagaralam antusias jalankan program stek pucuk

id kopi,kopi pagaralam,ekspor kopi,perkebunan kopi,tanaman kopi,sumsel,pemprov sumsel

Petani kopi Pagaralam antusias jalankan program stek pucuk

Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya menyetek tanaman kopi pada peluncuran program Gerakan Sejuta Batang Sambung Pucuk Tanaman Kopi di Desa Rempasai, Kelurahan Panjang, Kecamatan Dempo Selatan Kota Pagaralam, Sabtu (4/9/21). (ANTARA/Pemprov Sumsel)

Palembang (ANTARA) - Sejumlah petani kopi Pagaralam, Sumatera Selatan, antusias dalam menjalankan program sambung (stek) pucuk tanaman yang dijalankan pemerintah daerah yang menyasar sejuta batang.

Cristianto, petani kopi setempat yang dihubungi dari Palembang, Senin, mengatakan, sebagian besar tanaman kopi di Pagaralam sudah dalam kondisi tua sehingga bantuan program ini sangat didambakan petani.

“Yang jelas, jika tidak kami stek, produksi akan turun terus. Selama ini petani kesulitan mendapatkan bibitnya, harus cari-cari, kini dibantu pemerintah,” kata Cristianto.

Dalam program tersebut, petani dibantu bibit hingga peralatan pendukung seperti plastik dan pisau.

Pengurus Desa Wisata dan Sekolah Kopi (Dewisekopi) Basemah ini mengatakan saat ini Pagaralam memproduksi sekitar 900 juta biji kopi pertahun.

Jika tidak dilakukan program sambung pucuk ini maka dipastikan produksi akan stabil di kisaran tersebut, bahkan akan terus merosot.

Setelah dijalankan program ini diperkirakan produksi kopi Pagaralam akan meningkat sekitar 30 persen pada dua tahun mendatang.

Achmad Ardiansyah, petani kopi lainnya, saat ini permintaan terhadap kopi Pagaralam terus meningkat seiring dengan semakin terkenalnya jenis kopi robusta ini.

Kini, harga biji kopi yang petik ‘pelangi’ berada di kisaran Rp20.000 per Kg, dari sebelumnya hanya Rp17.000—Rp18.000 per Kg.

Sementara untuk harga biji kopi petik merah dibanderol Rp24.000 per Kg.

“Terkadang, pembelinya sendiri yang datang langsung ke Pagaralam. Ini jauh lebih baik karena memperpendek rantai perdagangan,” kata dia.

Provinsi Sumatera Selatan meningkatkan kualitas kopi melalui gerakan stek batang pada pucuk tanaman di sentra perkebunan Kota Pagaralam.

Wakil Gubernur Sumsel Mawardi Yahya mengatakan program sambung pucuk tersebut juga bertujuan untuk menjaga eksistensi kopi pagaralam yang saat ini sudah dikenal secara nasional maupun internasional.

"Pagaralam ini merupakan daerah penghasil kopi terbaik di Sumsel. Agar kopinya dapat terus bersaing maka dilakukan upaya sambung pucuk,” kata Mawardi setelah meluncurkan Gerakan Sejuta Batang Sambung Pucuk Tanaman Kopi di Desa Rempasai, Kelurahan Panjang, Kecamatan Dempo Selatan Kota Pagaralam, Sabtu (4/9).

Kopi asal Kota Pagaralam, Provinsi Sumatera Selatan, meraih pengakuan internasional atas citarasa uniknya dalam ajang kontes kopi dunia AVPA (Agency for the Valorization of the Agricultural Products) Gourmet Product tahun 2020 di Paris, Prancis.

Daerah yang terletak di kaki Pegunungan Dempo pada ketinggian 400–3.400 dpl ini sebagian penduduknya mengantungkan hidup di sektor perkebunan kopi.