Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito menyampaikan bahwa masyarakat memiliki peran besar dalam menekan kasus di tingkat keluarga.
"Peningkatan kasus yang tajam sebagian besar terjadi akibat penularan di tingkat keluarga. Untuk itu saya perlu menegaskan bahwa peran masyarakat sangat besar dalam menekan klaster keluarga," kata Wiku dalam konferensi pers bertajuk "Perkembangan Penanganan COVID-19 Di Indonesia" yang dipantau via daring di Jakarta, Kamis.
Selama satu pekan PPKM Darurat dilaksanakan, Wiku mengatakan, memang sudah mulai terjadi penurunan mobilitas di masyarakat, baik ke tempat kerja, tempat umum, tempat wisata dan stasiun.
Namun, lanjut dia, penurunan mobilitas itu belum cukup untuk menurunkan angka kasus, mengingat selama beberapa hari terakhir terus meningkat, bahkan mencapai lebih dari 50.000 pasien per harinya.
Karena itu, lanjut dia, masyarakat diminta untuk terus disiplin menjalankan protokol kesehatan, baik di dalam rumah maupun di luar rumah.
"Khusus di dalam rumah, protokol kesehatan yang dapat dilakukan oleh masyarakat, antara lain segera mandi setelah pulang setelah aktivitas di luar rumah, rutin membersihkan rumah dengan disinfektan, rajin mencuci tangan selama 20 detik," ujarnya.
Ia mengatakan protokol kesehatan di dalam rumah itu merupakan hal yang penting dilakukan untuk mencegah munculnya klaster keluarga.
"Saya juga meminta kepada seluruh elemen masyarakat untuk secara bersama-sama menegakkan kedisiplinan protokol kesehatan melalui posko di wilayahnya masing-masing. Dengan demikian penularan di tingkat mikro, yaitu lingkungan keluarga, dapat dicegah," kata Wiku.
Dalam kesempatan itu, Wiku juga mengatakan, pemerintah sedang berupaya untuk menambah jumlah tenaga kesehatan dalam rangka mengatasi pandemi.
"Penambahan tenaga kesehatan menjadi fokus perbaikan penanganan yang dilakukan pemerintah," ujar Wiku.
Ia menyampaikan bahwa kebutuhan tenaga kesehatan itu akan diisi oleh mahasiswa tingkat akhir dan perawat yang belum melewati ujian kompetensi (ukom), namun dengan supervisi dari perawat senior.
Untuk penambahan dokter, Wiku mengatakan, pemerintah akan menarik dokter yang telah menyelesaikan masa studi internship.
"Sementara peningkatan ketersediaan sumber daya penunjang, seperti oksigen dan obat-obatan juga akan dilakukan dengan melibatkan seluruh unsur kementerian lembaga dan TNI-Polri terkait dalam pengadaan dan distribusinya, mengacu pada estimasi kebutuhan provinsi," ujarnya.
Kendati demikian, Wiku mengatakan, dampak penurunan kasus dari berbagai upaya yang tengah dilakukan itu akan sulit terlihat apabila masyarakat tidak turut serta untuk menekan penularan.
Berita Terkait
Delapan manfaat memiliki asuransi perjalanan
Senin, 24 Juni 2024 12:23 Wib
BRI nilai restrukturisasi kredit dampak COVID-19 telah selamatkan UMKM
Senin, 1 April 2024 15:15 Wib
BRI siapkan strategi jelang berakhirnya restrukturisasi COVID-19
Selasa, 20 Februari 2024 11:07 Wib
Guru Besar UGM: AI dan big data bisa percepat pengembangan obat baru
Sabtu, 10 Februari 2024 11:19 Wib
Dinkes Sumsel temukan 28 kasus aktif COVID-19 pada Januari 2024
Rabu, 31 Januari 2024 23:24 Wib
Peneliti UGM: Limbah rumah tangga bisa deteksi COVID-19
Selasa, 30 Januari 2024 20:44 Wib
Dinkes Sumsel temukan 15 kasus aktif COVID-19 di awal 2024
Kamis, 11 Januari 2024 19:13 Wib
Dokter imbau masyarakat tak egois hadapi COVID-19 subvarian baru
Selasa, 9 Januari 2024 16:50 Wib