Produksi tambang tembaga dan emas Freeport ditargetkan meningkat

id Produksi tambang Freeport,tambang freeport,produksi tambang emas

Produksi tambang tembaga dan emas Freeport ditargetkan meningkat

Juru Bicara PT Freeport Indonesia Riza Pratama (ANTARA/Evarianus Supar)

Timika (ANTARA) - Produksi bijih tambang tembaga dan emas PT Freeport Indonesia tahun ini ditargetkan akan mengalami peningkatan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya seiring dengan semakin meningkatnya produksi tambang bawah tanah (underground).

Juru Bicara PT Freeport Indonesia Riza Pratama yang dihubungi dari Timika, Selasa, menyebutkan produksi bijih tembaga tahun ini ditargetkan mencapai 1,4 miliar pon, sementara produksi biji emas ditargetkan sekitar 1,4 juta ons.

Sebagai perbandingan, tahun lalu Freeport memproduksi bijih tembaga sebanyak 800 juta pon, sementara produksi bijih emas sebanyak 800 ribu ons.

"Peningkatanproduksi tambang tembaga dan emas PT Freeport Indonesia tahun ini tentu akan berdampak pada penerimaan negara, khususnya dari sisi deviden yang akan dibayarkan kepada pemerintah akan lebih besar dari tahun sebelumnya," kata Riza.

Ia menyebutkan bahwa banyak produsen tembaga saat ini menghentikan produksinya karena terimbas pandemi COVID-19. Di sisi lain, katanya, permintaan pasar tembaga terus meningkat seiring dengan kebutuhan untuk produksi dan pengembangan kendaraan listrik.

Sebelumnya Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas menyebutkan bahwa produksi tambang bijih tembaga dan emas perusahaan yang dipimpinnya mengalami peningkatan sekitar 75 persen.

Meningkatnya produksi bijih tambang Freeport yang berlokasi di Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Papua itu karena meningkatnya kontribusi dari tambang bawah tanah, dimana sejak akhir 2019 Freeport telah menutup tambang terbuka (open pit) Grasberg.

Pada 2020, produksi dari tambang bawah tanah Freeport baru mencapai 50--60 persen dari kapasitas penuh. Adapun kapasitas penuh dari tambang bawah tanah baru akan tercapai pada 2022.