Direktur Produksi dan Pengembangan PTPN III Holding, Mahmudi, di Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Rabu, mengatakan, manajemen panen itu harus diperbaiki mulai dari memastikan kematangan Tanda Buah Segar (TBS) hingga memungut brondolan buah sawit.
“Saya mengamati secara langsung, dan menilai sebenarnya potensi untuk meraih keuntungan lebih besar lagi masih sangat terbuka di sini (perkebunan milik PTPN VII), asalkan lebih ketat saat panen,” kata Mahmudi.
Mahmudi menggunakan sepeda motor menyisir kebun sawit PTPN VII Unit Betung Kerawo didampingi Senior Executive Vice President (SEVP) Operational I PTPN VII Fauzi Omar dan SEVP II Dicky Tjahyono, Rabu (16/9).
Secara acak Mahmudi mengamati detail tanaman, seperti bekas luka panen, kemudian berondolan sawit hingga kebersihan kebun. Bukan hanya tanaman, Mahmudi juga memperhatikan ketersediaan infrastruktur kebun.
Mahmudi mengatakan dirinya melakukan inspeksi karena mendapatkan data bahwa terdapat kebun milik PTPN VII yang belum optimal.
“Adanya permasalahan dalam manajemen panen ini kadang dianggap sebagai hal biasa. Sama halnya saat menilai berondolan, yang selalu dikecilkan padahal nilainya luar biasa jika dikumpulkan,” kata dia.
Baca juga: Pabrik Gula Cintamanis awasi mobilisasi tenaga kerja jelang musim tanam 2020, tangkal COVID-19
Baca juga: Gubernur Herman Deru minta direksi baru PTPN VII capai target bisnis
Bukan hanya manajemen panen, Mahmudi juga tidak menutup mata terkait belum terpenuhinya infrastruktur hingga sarana dan prasarana produksi di PTPN VII.
Menurutnya, PTPN Holding sebagai pemegang saham mewakili pemerintah akan memberi perhatian kepada pemenuhan infrastruktur kebun ini.
Terlepas dari hal itu, ia menekankan bahwa sangat penting bagi PTPN VII untuk terus berusaha mecapai keuntungan sebesar-besarnya di tengah keterbatasan finansial.
Oleh karena itu, Mahmudi meminta semua karyawan dari semua tingkatan menerapkan manajemen keterbukaan agar setiap persoalan dapat ditemukan solusinya.
Sementara itu, SEVP Operation II PTPN VII Fauzi Omar mengatakan komoditas sawit di wilayah Sumsel menjadi perhatian khusus manjemen PTPN VII. Secara geografis, sawit di wilayah Sumsel sangat berpotensi karena mendapatkan curah hujan yang cukup.
“Faktor alam di wilayah Sumsel sangat mendukung untuk tanaman sawit. Kami yakin imbas kemarau panjang 2019 bisa segera berakhir dan produksi menjadi lebih baik tahun ini,” kata Fauzi.