Pemkab Banyuasin hampir tuntaskan pembangunan tujuh jalan poros
Pangkalan Balai (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Banyuasin, Sumatera Selatan, hampir menuntaskan pembangunan tujuh jalan poros yang membuka akses ekonomi antardesa hingga antarkabupaten bagi masyarakat setempat.
Bupati Banyuasin Askolani di Pangkalan Balai, Rabu, mengatakan, pembangunan jalan poros itu tak berapa lama lagi tuntas karena tetap dikerjakan dalam masa pandemi COVID-19 ini.
“Beberapa jalan poros malahan sudah digunakan masyarakat karena pembangunan sudah dilakukan sejak awal tahun,” kata Askolani.
Tujuh jalan poros yang dibangun itu yakni Jalan poros Desa Lubuk Karet, Taja Raya II dan Taja Mulya Kecamatan Betung sepanjang 12 Km yang sudah terealisasi sepanjang 11,078 Km, Jalan Poros Muara Padang- Muara Sugihan Kecamatan Muara Padang sepanjang 21 Km yang sudah terealisasi sepanjang 19,805 Km, pembangunan Jalan Poros Kabupaten Banyuasin I - Air Saleh Prambahan Jalur 10 sepanjang 10,910 Km yang sudah terealisasi sepanjang 10,697 Km.
Kemudian, Jalan Poros Lubuk Lancang Kecamatan Suak Tapeh menuju Kecamatan Pulau Rimau sepanjang 18,110 Km yang sudah terealiasi 17,380 Km, pengecoran jalan poros Sungai Dua-Prajen Kecamatan Rambutan sepanjang 3,50 Km yang sudah terealisasi 3,320 Km.
Pengecoran Jalan Poros Sukamulya-Karang Petai Kecamatan Banyuasin III sepanjang 10,742 Km yang sudah terealisasi 11,078 Km dan pengecoran jalan poros Tanah Mas Kecamatan Talang Kelapa sepanjang 3,365 Km yang sudah terealisasi 2,788 Km.
Ia mengatakan tak hanya jalan poros tersebut, Banyuasin yang memiliki prioritas pembangunan pada bidang infrastruktur juga mengerjakan pembangunan jalan lain yang dibiayai dana APBD, DAK maupun skema pinjaman perbankan.
Bahkan, Pemkab juga mendorong penggunaan dana desa untuk pembangunan jalan antarkampung.
“Berdasarkan data yang kami peroleh, jalan yang masih rusak sekitar 261,34 Km lagi. Target kami, semua jalan di Banyuasin itu mulus pada tahun depan,” kata dia.
Pemkab Banyuasin membangun tujuh jalan poros itu menggunakan dana skema pinjaman dengan Bank Sumsel Babel dan bantuan dari sejumlah perusahaan swasta yang beroperasi di daerah tersebut.
Pada triwulan I 2020, pembangunan jalan di Banyuasin telah terealisasi sebanyak 56,42 persen atau sepanjang 676,25 Km dari target 935,26 Km sampai triwulan ke 4.
“Jika jalan bagus maka akan membawa dampak positif bagi perekonomian. Banyak hasil bumi yang bisa dijual dengan biaya transportasi murah, hingga membuka keterisolasian daerah yang selama ini sulit di jangkau,” kata dia.
Untuk menjaga masa jalan poros tersebut, Askolani meminta warga turut menjaga dan memeliharanya dengan melarang kendaraan bertonase di atas 10 ton untuk melintasi.
“Nanti dipasang portal di setiap jalan poros supaya jalan lebih tahan lama,” kata dia.
Sementara itu, berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Banyuasin, total jalan di kabupaten tersebut sepanjang 1.198,6 Km. Pada 2019 yang sudah dibangun mencapai 55,15 persen atau 661,03 Km, sementara pada 2020 ditargetkan sejauh 935,26 Km.
Bupati Banyuasin Askolani di Pangkalan Balai, Rabu, mengatakan, pembangunan jalan poros itu tak berapa lama lagi tuntas karena tetap dikerjakan dalam masa pandemi COVID-19 ini.
“Beberapa jalan poros malahan sudah digunakan masyarakat karena pembangunan sudah dilakukan sejak awal tahun,” kata Askolani.
Tujuh jalan poros yang dibangun itu yakni Jalan poros Desa Lubuk Karet, Taja Raya II dan Taja Mulya Kecamatan Betung sepanjang 12 Km yang sudah terealisasi sepanjang 11,078 Km, Jalan Poros Muara Padang- Muara Sugihan Kecamatan Muara Padang sepanjang 21 Km yang sudah terealisasi sepanjang 19,805 Km, pembangunan Jalan Poros Kabupaten Banyuasin I - Air Saleh Prambahan Jalur 10 sepanjang 10,910 Km yang sudah terealisasi sepanjang 10,697 Km.
Kemudian, Jalan Poros Lubuk Lancang Kecamatan Suak Tapeh menuju Kecamatan Pulau Rimau sepanjang 18,110 Km yang sudah terealiasi 17,380 Km, pengecoran jalan poros Sungai Dua-Prajen Kecamatan Rambutan sepanjang 3,50 Km yang sudah terealisasi 3,320 Km.
Pengecoran Jalan Poros Sukamulya-Karang Petai Kecamatan Banyuasin III sepanjang 10,742 Km yang sudah terealisasi 11,078 Km dan pengecoran jalan poros Tanah Mas Kecamatan Talang Kelapa sepanjang 3,365 Km yang sudah terealisasi 2,788 Km.
Ia mengatakan tak hanya jalan poros tersebut, Banyuasin yang memiliki prioritas pembangunan pada bidang infrastruktur juga mengerjakan pembangunan jalan lain yang dibiayai dana APBD, DAK maupun skema pinjaman perbankan.
Bahkan, Pemkab juga mendorong penggunaan dana desa untuk pembangunan jalan antarkampung.
“Berdasarkan data yang kami peroleh, jalan yang masih rusak sekitar 261,34 Km lagi. Target kami, semua jalan di Banyuasin itu mulus pada tahun depan,” kata dia.
Pemkab Banyuasin membangun tujuh jalan poros itu menggunakan dana skema pinjaman dengan Bank Sumsel Babel dan bantuan dari sejumlah perusahaan swasta yang beroperasi di daerah tersebut.
Pada triwulan I 2020, pembangunan jalan di Banyuasin telah terealisasi sebanyak 56,42 persen atau sepanjang 676,25 Km dari target 935,26 Km sampai triwulan ke 4.
“Jika jalan bagus maka akan membawa dampak positif bagi perekonomian. Banyak hasil bumi yang bisa dijual dengan biaya transportasi murah, hingga membuka keterisolasian daerah yang selama ini sulit di jangkau,” kata dia.
Untuk menjaga masa jalan poros tersebut, Askolani meminta warga turut menjaga dan memeliharanya dengan melarang kendaraan bertonase di atas 10 ton untuk melintasi.
“Nanti dipasang portal di setiap jalan poros supaya jalan lebih tahan lama,” kata dia.
Sementara itu, berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang Banyuasin, total jalan di kabupaten tersebut sepanjang 1.198,6 Km. Pada 2019 yang sudah dibangun mencapai 55,15 persen atau 661,03 Km, sementara pada 2020 ditargetkan sejauh 935,26 Km.