Jakarta (ANTARA) - Lebih dari 1,5 juta pengembang telah mendaftar ke AppGallery Huawei, toko aplikasi in-house yang dikembangkan Huawei sebagai alternatif Google Play Store.
Dipersepsikan sebagai alternatif untuk Google Play Store selama sanksi perdagangan AS yang sedang berlangsung, semua produk Huawei dan Honor akan dikirimkan tanpa layanan Google Play, menurut Notebook Check dalam laporannya, dikutip Rabu.
Huawei AppGallery telah ada untuk sementara waktu sekarang, sebagai aplikasi pra-instal di semua ponsel cerdas dan tablet Honor serta Huawei.
Baca juga: Google Maps hadirkan opsi berbagi perkiraan waktu tiba
Baca juga: Huawei temukan pengganti Google Maps
Sementara AppGallery telah menjadi pengelola paket utama untuk perangkat Honor dan Huawei di China, kedua perusahaan masih mengandalkan Google Play di luar China.
Hingga sanksi perdagangan yang diberlakukan oleh AS memaksa Huawei dan anak perusahaannya merilis perangkat baru tanpa Google Mobile Services (GMS) atau Google Play Store.
Huawei membangun Huawei Mobile Services (HMS), dan mendorong pengembang di luar China untuk bergabung ke AppGallery melalui berbagai insentif.
Menurut Huawei, lebih dari 1,5 juta pengembang telah terdaftar di AppGallery, meningkat 115 persen pada tahun lalu. Demikian pula sekarang, ada 60.000 aplikasi yang telah terhubung ke HMS, meningkat 66,7 persen.
Meski demikian, AppGallery tidak mungkin untuk bersaing dengan Google Play Store dalam hal volume dalam waktu dekat.
Baca juga: Huawei luncurkan smartphone lipat Mate XS
Baca juga: Pemasaran menjadi tantangan terberat "startup" GIM
Berita Terkait
Rupiah melemah pengaruh indikator ekonomi AS kokoh
Jumat, 19 April 2024 11:04 Wib
OJK mencatat penyaluran kredit di Sumbagsel capai Rp278,29 triliun
Jumat, 19 April 2024 7:41 Wib
Pertamina Sumbagsel siagakan Satgas RAFI pasca Lebaran
Kamis, 18 April 2024 20:54 Wib
Pasca lebaran transaksi gadai di Pegadaian meningkat
Kamis, 18 April 2024 20:43 Wib
UMKM binaan BNI berpartisipasi pada pameran di Singapura
Kamis, 18 April 2024 15:26 Wib
Analis: Konflik Iran-Israel berpotensi ganggu pertumbuhan ekonomi RI
Kamis, 18 April 2024 13:10 Wib