Jakarta (ANTARA) - Apple Inc dan Alphabet Inc, perusahaan induk Google, akan mematikan pelacak lokasi pada aplikasi untuk menelusuri virus corona yang sedang mereka kembangkan.
Apple dan Google sepakat untuk bekerja sama membuat sistem untuk memberi tahu orang bahwa mereka berdekatan dengan orang lain yang positif COVID-19 untuk mengurangi penyebaran virus corona.
Kedua raksasa teknologi tersebut menyatakan tujuan utama mereka adalah mencegah pemerintah menggunakan sistem tersebut mengumpulkan data masyarakat serta melindungi privasi data.
Aplikasi yang mereka kembangkan menggunakan sinyal Bluetooth ponsel, namun, tidak menyimpan data lokasi, meski pun para pengembang aplikasi berpendapat GPS berperan untuk menentukan titik panas persebaran virus.
Lembaga kesehatan yang akan menggunakan aplikasi tersebut harus mengandalkan sistem Apple-Google untuk mendeteksi lokasi, yang diperkirakan tidak stabil dibandingkan dengan lokasi dari GPS.
Selain itu, umumnya ponsel Android dan iOS akan menonaktifkan Bluetooth jika baterai berdaya rendah.
Apple dan Google hanya akan mengizinkan satu negara menggunakan satu aplikasi agar penggunaannya lebih luas dan tidak tersekat.
Mereka juga akan mendukung negara-negara yang ingin menggunakan pendekatan regional.
Berita Terkait
Dua sekolah di OKU Timur kandidat Sekolah Rujukan Google
Rabu, 13 November 2024 23:00 Wib
Google konfirmasi peluncuran Android 16 di 2025
Jumat, 1 November 2024 12:47 Wib
Google perluas akses ringkasan pencarian AI ke lebih dari 100 negara
Selasa, 29 Oktober 2024 13:52 Wib
Google Cloud ingatkan pentingnya kecerdasan buatan untuk cegah serangan spam
Rabu, 23 Oktober 2024 15:39 Wib
Google Doogle rayakan 94 tahun AT Mahmud
Kamis, 3 Oktober 2024 13:51 Wib
Google tanggapi temuan pemalsuan data Google Bisnis hotel di Indonesia
Selasa, 13 Agustus 2024 14:45 Wib
Google hadirkan fitur "School Time" mudahkan orang tua pantau anak
Jumat, 2 Agustus 2024 13:05 Wib
Opsi bahasa Indonesia telah tersedia di aplikasi Gemini
Selasa, 4 Juni 2024 10:25 Wib