WCC Palembang : Ratusan ribu perempuan Indonesia menikah dini

id wcc, nikah dini, angka nikah dini masih tinggi, turunkan angka nikah dini

WCC Palembang : Ratusan ribu perempuan Indonesia menikah dini

Direktur Eksekutif WCC Palembang, Yeni Roslaini Izi pada acara diskusi cegah pernikahan dini dalam rangka hari antikekerasan terhadap perempuan di Palembang, Jumat (14/2). (ANTARA/Yudi Abdullah/20)

Palembang (ANTARA) - Aktivis pusat pembelaan hak-hak perempuan "Women’s Crisis Centre (WCC)" Palembang, Sumatera Selatan mencatat ratusan ribu perempuan Indonesia menikah di usia muda atau terlibat pernikahan dini.

"Berdasarkan data dari berbagai sumber satu dari empat anak perempuan di Indonesia menikah di bawah usia 18 tahun, dan sekitar 600.000 perempuan di seluruh Indonesia menikah sebelum berusia 16 tahun," kata Direktur Eksekutif WCC Palembang, Yeni Roslaini Izi di Palembang, Selasa.

Melihat banyaknya perempuan menikah di usia muda, pihaknya menggandeng ibu-ibu PKK Provinsi Sumatera Selatan untuk menurunkan angkanya dengan mencegah terjadinya pernikahan dini bagi anak perempuan di provinsi dengan 17 kabupaten dan kota itu.

"Ibu-ibu PKK diharapkan berperan mengedukasi anak-anak yang ada di lingkungan sekitarnya mengenai dampak negatif menikah di usia muda," ujarnya.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut agar tidak semakin banyak anak perempuan menikah di usia muda, aktivis WCC bersama ibu-ibu PKK dan pihak lainnya terus berupaya melakukan sosialisasi kepada ibu-ibu rumah tangga dan remaja putri.

Kegiatan sosialisasi itu, perlu digencarkan guna memberikan pemahaman kepada orang tua dan anak perempuan mengenai dampak negatif menikah di usia muda karena alasan kesehatan dan masih labilnya emosi sehingga bisa berdampak terjadinya kekerasan dalam rumah tangga (KDRT).

Penurunan angka perkawinan anak menjadi salah satu target dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, yakni sebesar 8,74 persen di tahun 2024.

Hal ini juga selaras dengan target Sustainabel Development Goals (SDGs) Tujuan 5 yaitu menurunkan angka perkawinan anak menjadi 6,94 persen di tahun 2030 berdasarkan proyeksi dengan intervensi, demikian Yeni Roslaini Izi.