Kunjungan wisatawan ke Babel turun akibat kenaikan tiket pesawat
Jakarta (ANTARA) - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Erzaldi Rosman mengatakan kenaikan harga tiket pesawat berdampak terhadap penurunan jumlah kunjungan wisatawan nusantara ke daerah itu.
"Belitung 50 persen turun kunjungan wisnus," ujarnya usai "Peluncuran Toboali City on Fire Season 4" di Kementerian Pariwisata, Jakarta, Rabu.
Penurunan tarif pesawat udara 50 persen dari Tarif Batas Atas (TBA) untuk penerbangan berbiaya murah (low cost carrier/LCC) domestik, yang telah berlaku pada 11 Juli, menurut dia, tidak memperbaiki jumlah kunjungan wisnus.
Erzaldi mengatakan harga tiket pesawat yang mahal berdampak pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Bangka Belitung.
Dia mengaku mendapat banyak keluhan penurunan omzet dari para pelaku UMKM.
"Bayangkan sekarang orang mau beli oleh-oleh takut, bagasinya. Sementara, sekarang kita menggebu-gebu membangkitkan semangat UMKM, tapi produk tidak laku," ujar dia.
Untuk mengatasi penurunan kunjungan wisnus, Erzaldi mengatakan sedang mencari pola promosi bersama dengan maskapai penerbangan.
"Kita nanti promosi bersama, ada dana berapa APBD, satu kabupaten kita minta Rp1 miliar, nanti provinsi bantu Rp3 miliar, untuk promosi ke 'airlines' (maskapai penerbangan), tapi kita minta di hari-hari tertentu ada diskon," katanya.
Langkah lain, Erzaldi menyebutkan, Pemprov Babel bersama dengan hotel, restoran, dan tempat berbelanja oleh-oleh akan menyetujui kesepakatan untuk memberikan potongan harga kepada wisatawan.
"Hotel kasih diskon, restoran kasih diskon, oleh-oleh kasih diskon, travel juga kasih diskon, kumpul semua di travel, travel yang jual paket, paketnya baru kita sampaikan ke 'airline'," kata dia.
Erzaldi mengatakan pariwisata akan terus menjadi sektor andalan Bangka Belitung untuk mendorong peningkatan pendapatan daerah. Keseriusan tersebut telah tertuang dalam kebijakan mentransformasikan timah ke pariwisata.
"Memang sekarang sumbangan timah kepada PDRB dari mining ini 24 persen, itu masih sangat, paling besar, tetapi hati-hati ketika mining drop, berarti PDRB kita drop, kalau pariwisata tidak," ujarnya.
Dengan usaha pemerintah untuk terus mendorong pariwisata Bangka Belitung, Erzaldi berharap, sumbangan sektor pariwisata terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Bangka Belitung dapat menyaingi timah.
"Sekarang sudah mulai kelihatan ketika timah turun kita relatif stabil, cuma kena hantam lagi gelombang harga tiket," ujar dia.
Menurut Erzaldi, kunjungan wisata ke Babel meningkat pesat, dari 369.422 kunjungan pada 2017 menjadi sekitar 2.072.000 kunjungan pada 2018.
Komitmen Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung, terlihat saat Tanjung Kelayang, Belitung, berhasil masuk dalam daftar 10 destinasi pariwisata prioritas atau "Bali Baru".
Pariwisata Bangka Belitung kini memiliki tiga kegiatan unggulan yang masuk dalam 100 CoE WI 2019, yaitu Bangka Cultural Wave Festival (Coming Home Celebration) di Sungailiat, Festival Tanjung Kelayang di Belitung, dan TCOF Season 4 yang akan berlangsung di Toboali, Kabupaten Bangka Selatan pada akhir bulan ini.
"Belitung 50 persen turun kunjungan wisnus," ujarnya usai "Peluncuran Toboali City on Fire Season 4" di Kementerian Pariwisata, Jakarta, Rabu.
Penurunan tarif pesawat udara 50 persen dari Tarif Batas Atas (TBA) untuk penerbangan berbiaya murah (low cost carrier/LCC) domestik, yang telah berlaku pada 11 Juli, menurut dia, tidak memperbaiki jumlah kunjungan wisnus.
Erzaldi mengatakan harga tiket pesawat yang mahal berdampak pada Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Bangka Belitung.
Dia mengaku mendapat banyak keluhan penurunan omzet dari para pelaku UMKM.
"Bayangkan sekarang orang mau beli oleh-oleh takut, bagasinya. Sementara, sekarang kita menggebu-gebu membangkitkan semangat UMKM, tapi produk tidak laku," ujar dia.
Untuk mengatasi penurunan kunjungan wisnus, Erzaldi mengatakan sedang mencari pola promosi bersama dengan maskapai penerbangan.
"Kita nanti promosi bersama, ada dana berapa APBD, satu kabupaten kita minta Rp1 miliar, nanti provinsi bantu Rp3 miliar, untuk promosi ke 'airlines' (maskapai penerbangan), tapi kita minta di hari-hari tertentu ada diskon," katanya.
Langkah lain, Erzaldi menyebutkan, Pemprov Babel bersama dengan hotel, restoran, dan tempat berbelanja oleh-oleh akan menyetujui kesepakatan untuk memberikan potongan harga kepada wisatawan.
"Hotel kasih diskon, restoran kasih diskon, oleh-oleh kasih diskon, travel juga kasih diskon, kumpul semua di travel, travel yang jual paket, paketnya baru kita sampaikan ke 'airline'," kata dia.
Erzaldi mengatakan pariwisata akan terus menjadi sektor andalan Bangka Belitung untuk mendorong peningkatan pendapatan daerah. Keseriusan tersebut telah tertuang dalam kebijakan mentransformasikan timah ke pariwisata.
"Memang sekarang sumbangan timah kepada PDRB dari mining ini 24 persen, itu masih sangat, paling besar, tetapi hati-hati ketika mining drop, berarti PDRB kita drop, kalau pariwisata tidak," ujarnya.
Dengan usaha pemerintah untuk terus mendorong pariwisata Bangka Belitung, Erzaldi berharap, sumbangan sektor pariwisata terhadap Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) Bangka Belitung dapat menyaingi timah.
"Sekarang sudah mulai kelihatan ketika timah turun kita relatif stabil, cuma kena hantam lagi gelombang harga tiket," ujar dia.
Menurut Erzaldi, kunjungan wisata ke Babel meningkat pesat, dari 369.422 kunjungan pada 2017 menjadi sekitar 2.072.000 kunjungan pada 2018.
Komitmen Pemerintah Kabupaten Bangka Selatan, Provinsi Bangka Belitung, terlihat saat Tanjung Kelayang, Belitung, berhasil masuk dalam daftar 10 destinasi pariwisata prioritas atau "Bali Baru".
Pariwisata Bangka Belitung kini memiliki tiga kegiatan unggulan yang masuk dalam 100 CoE WI 2019, yaitu Bangka Cultural Wave Festival (Coming Home Celebration) di Sungailiat, Festival Tanjung Kelayang di Belitung, dan TCOF Season 4 yang akan berlangsung di Toboali, Kabupaten Bangka Selatan pada akhir bulan ini.