Pramono Edhie Wibowo Capres "Anti Kongkalikong"

id pramono edhie wibowo, capres, konvensi partai demokrat, konvensi capres, pramono edhie

Pramono Edhie Wibowo Capres "Anti Kongkalikong"

Pramono Edhie Wibowo. (Foto Antarasumsel.com/14/Media Center)

...Kejujuran Edhie Wibowo sudah teruji selama 33 tahun tiga bulan dalam karir militernya...

Palembang (ANTARA Sumsel) - Menjelang Pemilu Legislatif 9 April 2014 serta pemilihan presiden dan wakil presiden periode 2014 - 2019 mulai bermunculan figur pemimpin terbaik bangsa ini salah satunya Pramono Edhie Wibowo.

Pramono Edhie Wibowo merupakan salah satu peserta Konvensi Calon Presiden (Capres) Partai Demokrat yang akan tampil di hadapan masyarakat Palembang dalam acara "Debat Bernegara" antarcalon presiden peserta konvensi, Jumat (24/1) malam.

Ketua Media Center Peserta Konvensi Capres tersebut Dr.Rajab Ritonga ketika melakukan silaturahmi dengan wartawan di Palembang, Rabu, menjelaskan, Edhie Wibowo adalah sosok purnawirawan perwira tinggi TNI AD berbintang empat yang cukup sederhana dan merupakan sosok pemimpin yang berkarakter.

Salah satu dari 10 peserta konvensi itu, Edhie Wibowo memang tidak sepopuler peserta lainnya dan ayahandanya, almarhum Jenderal Sarwo Edhie Wibowo yang dikenal seluruh rakyat Indonesia.

Namun sifat-sifat keutamaan yang ada pada diri Sarwo Edhie hampir seluruhnya menurun pada pribadi Pramono Edhie Wibowo.

Sebagaimana ayahandanya, Edhie Wibowo, dikenal sebagai pribadi yang sederhana, berani, jujur, tegas, merakyat, dan santun.

Perbedaan Pramono Edhie dengan ayahandanya Sarwo Edhie yakni lebih humoris dan memiliki pribadi yang istimewa sederhana, berani, jujur, tegas, merakyat, dan santun sesuai dengan tanggal, bulan dan tahun kelahirannya.

Edhie Wibowo yang merintis karir militernya sejak lulus Akademi Angkatan Bersenjata RI Bagian Darat (kini Akademi Militer) pada1980 itu, merupakan kelahiran Magelang pada tanggal, bulan, dan tahun yang istimewa yakni 5 Mei 1955 (5-5-55).

Kemudian anak kelima Jenderal Sarwo Edhie ini menghabiskan sebagian besar karir militernya di Komando Pasukan Khusus (Kopassus).

Berbagai jabatan yang pernah dipegangnya di korps baret merah itu, mulai dari komandan peleton, komandan kompi, komandan detasemen, komandan batalyon, komandan grup hingga menjadi Komandan Jenderal Kopassus.

Selain di Kopassus, Pramono Edhie Wibowo pernah bertugas sebagai ajudan Presiden RI Megawati Soekarnoputri, Kepala Staf Kodam Diponegoro, Panglima Kodam Siliwangi, Panglima Kostrad, dan mengakhiri karir militer dalam jabatan Kepala Staf TNI AD (Kasad) pada Mei 2013 dengan pangkat jenderal bintang empat.

Setelah pensiun di karir militer, Jenderal TNI (Purn) Pramono Edhie Wibowo melanjutkan pengabdiannya dengan menjadi anggota Dewan Pembina Partai Demokrat.

Dalam acara "Debat Bernegara" di Palembang, Pramono Edhie akan menyampaikan pandangan-pandangannya mengenai kehidupan berbangsa dan bernegara bila kelak mendapat amanah dari rakyat untuk memimpin bangsa Indonesia.

Dengan melihat perjalalan karir yang mulus dan cukup sukses serta pandangannya mengenai kehidupan berbangsa dan bernegara, diharapkan Edhie Wibowo yang sedang mengikuti Konvensi Partai Demokrat bersama 10 peserta lainnya, bisa mendapat dukungan masyarakat untuk memenangi konvensi atau pemilihan capres dari Partai Demokrat, kata Rajab.

Anti Kongkalikong

Kejujuran Pramono Edhie Wibowo sudah teruji selama 33 tahun tiga bulan dalam karir militernya.

Sebagai gambaran, saat menjabat Kasad, dia membeli "main battle tank Leopard" dengan cara pengadaan yang sangat efisien.

Dalam proses pengadaan peralatan utama dan sistem persenjataan (alutsista) di institusi yang dipimpinnya, ketika itu, sejumlah pihak mengajak Edhie Wibowo kongkalikong atau memberikan imbalan sejumlah uang yang nilainya cukup fantastis mencapai miliaran rupiah jika menunjuk perusahaan tertentu untuk melakukan pengadaan.

Jika dia mau diajak main mata oleh perusahaan rekanan pengadaan alutsista itu, maka tank yang bisa dibeli hanya 44 unit, bukan 150 unit seperti yang ada sekarang ini.

Karena tidak mau kongkalikong, ayah dari Pastri Astuti Dewi, dan Dewantho Edhie Wibowo ini "dimusuhi" banyak pihak, namun dia tidak ambil peduli dengan mereka yang memusuhinya itu.

Masih soal kejujuran, Edhie Wibowo pernah juga mau disuap Rp20 miliar ketika membeli alat bidik (keker) senapan.

Alat itu harganya di pasaran Rp19 juta, namun ditawarkan kepadanya Rp25 juta per unitnya.

"Si penjual berjanji memberikan Rp4 juta per unit untuk Edhie dari rencana pembelian sebanyak 5000 unit, namun dia menolak ketidakjujuran tersebut, bahkan bisa mengusahakan mendapatkan keker itu dengan harga pabrik hanya Rp9 juta per unit," ujar Ketua Media Center peserta konvensi Capres itu.

Selain jujur, Edhie dikenal hidup sederhana, misalnya selalu berpergian naik pesawat di kelas ekonomi, dan tidak suka pesta-pesta seperti ketika menikahkan anak perempuannya, saat dia menjabat Kasad, tidak menyelenggarakan pesta.

Dalam hal ketegasannya, sosok Edhie Wibowo dapat dilihat ketika suami Kiki Gayatri ini menangani kasus LP Cebongan yang menghebohkan itu, sehingga oknum militer yang berbuat salah dan melanggar hukum harus menjalani sanksi dan hukuman sebagaimana mestinya.

Sosok Pramono Edhie Wibowo cocok untuk memimpin bangsa Indonesia saat ini dan ke depan, dalam menghadapi tantangan yang semakin berat.


Editor: Yudi Abdullah
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.