Bengkulu kembangkan tanaman lada

id lada, tanaman lada

Bengkulu kembangkan tanaman lada

Tanaman lada (FOTO ANTARA)

Bengkulu (ANTARA Sumsel) - Pemerintah Provinsi Bengkulu akan meningkatkan pengembangan tanaman lada. karena komoditas itu sempat menjadi andalan sejak kolonial Belanda setelah tanaman cengkih.

"Di Bengkulu potensi tanaman lada selain di kawasan pantai mulai dari Kabupaten Kaur hingga Bengkulu Utara, juga tumbuh secara baik di Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiang," kata Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Bengkulu Riky Gunarwan, Sabtu.

Namun bedanya tanaman lada di kawasan pantai dikebunkan secara khusus terutama di kabupaten Kaur, sedangkan di Kabupaten Rejang Lebong dan Kepahiang tanaman itu tumpang sari dengan tanaman kopi.

Petani kopi menanam lada pada tegakan pohon pelindung kopi dan hasilnya cukup baik dan sama dengan produksi di kabupaten Kaur dan Bengkulu Utara.

Ke depan petani akan diberikan bibit unggul lada, sehingga pengembangan komoditas itu dapat ditingkatkan dari yang ada sekarang luasnya tercatat 4.971 hektare dengan produksi sekitar 2.576 ton per tahun.

Sedangkan petani lada di Bengkulu hingga saat ini tercatat sebanyak 11.187 kepala keluarga.

Seorang pedagang besar hasil bumi di Kabupaten Kepahiang Zurdinata
mengatakan, permintaan komoditas lada hitam di Bengkulu sepekan terakhir terjadi peningkatan, namun tidak bisa terpenuhi karena keterbatasan stok.

Permintaan lada hitam itu antara lain dari distributor Lampung dan wilayah Sumsel, mereka menyanggupi membeli dalam jumlah banyak kalau stok tersedia.

Ia mengatakan, akibat permintaan meningkat itu maka harga beli lada petani naik menjadi Rp55.500 dari sebelumnya turun menjadi Rp50.000 per kilogram.

Meskipun banyak permintaan pedagang besar dari provinsi tetangga, namun pasokan dari petani belum ada peningkatan karena tanaman lada daerah itu belum panen raya dan produksi masih terbatas.

Biasanya pasokan lada hitam setiap hari ada, namun akhir-akhir ini hanya sekali dalam seminggu yaitu pada saat hari pekan mingguan masyarakat saja, ujarnya.

Pewarta :
Editor: M. Suparni
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.