Meski demikian, ia juga meminta kepada petani untuk tetap menjaga kualitas gabah yang mereka hasilkan.
"Tapi jangan sampai gabah yang akan dibeli Bulog kurang baik kualitasnya, tetap harus dipanen sesuai masa panennya," ujarnya.
Bulog akan terus melakukan monitoring terhadap proses penyerapan gabah di lapangan.
"Semoga program ini dapat berjalan dengan baik dan memberikan dampak positif bagi ketahanan pangan nasional. Kami akan terus berkoordinasi dengan para petani dan pelaku usaha di sektor ini untuk memastikan bahwa program ini berjalan sesuai harapan,” kata Arifin.
Dalam hal ini, pihaknya juga berkunjung ke pabrik pengolahan gabah menjadi beras yang berada di wilayah Muara Sugihan.
Di lokasi tersebut, mereka berdiskusi dengan pemilik dan pekerja pabrik mengenai kesiapan mereka guna mendukung kebijakan pemerintah dalam penyerapan hasil panen petani.
Para pekerja di pabrik pengolahan gabah juga menyampaikan harapan mereka agar program ini berjalan lancar dan tidak menemui kendala di lapangan.
Sementara itu, salah seorang petani, Wahyu Hidayat mengatakan jika saat ini posisi padi di sawah sudah memasuki masa panen.
“Kami sangat bersyukur dengan harga yang ditetapkan pemerintah saat ini, karena itu sangat membantu kami sebagai petani. Posisi padi kami sekitar 10 hari lagi akan panen, dan akan dibeli akan segera dibeli oleh Bulog dengan harga Rp 6.500 per kilogram," katanya.
Menurutnya, kebijakan itu dapat meningkatkan kesejahteraan para petani di Sumsel, khususnya di Desa Margo Rukun, Kecamatan Muara Sugihan, Kabupaten Banyuasin.
"Kami sangat senang dengan adanya program ini, terima kasih Pak Prabowo yang akan mensejahterakan para petani. Kami jauh lebih tenang karena harga ini dapat mengurangi ketidakpastian harga jual hasil panen kami," kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dewas Bulog sosialisasi sistem penyerapan gabah di Banyuasin