Laporan berjudul “Pengeluaran Amerika Serikat untuk Operasi Militer Israel dan Operasi Terkait AS di Kawasan Timur Tengah, 7 Oktober 2023 – 30 September 2024,” yang disusun oleh Watson Institute for International and Public Affairs di Universitas Brown, menunjukkan dukungan besar AS terhadap operasi Israel serta peningkatan kehadiran AS di Timur Tengah.
Laporan tersebut merinci bahwa AS memberikan 6,8 miliar dolar AS (sekitar Rp106,7 triliun) dalam bentuk Foreign Military Financing (FMF), 5,7 miliar dolar AS (sekitar Rp89,4 triliun) untuk sistem pertahanan rudal seperti Iron Beam, 1 miliar dolar AS (sekitar Rp15,7 triliun) untuk persenjataan berat, dan 4,4 miliar dolar AS (sekitar Rp69 triliun) untuk mengisi kembali stok senjata AS yang telah dipindahkan ke Israel.
Bantuan senilai 17,9 miliar dolar AS itu mencakup dana dari perjanjian sebelumnya dan hanya mencerminkan dukungan publik, menurut laporan tersebut.
Bantuan militer AS untuk Israel mengalir melalui beberapa jalur, termasuk FMF, Excess Defense Articles (EDA), Foreign Military Sales (FMS), dan stok senjata AS di Israel.
Laporan itu mencatat bahwa semua sistem pertahanan rudal Israel, termasuk Iron Dome, Arrow, dan David’s Sling, dikembangkan dengan dukungan signifikan dari AS dan produksi bersama di AS dan Israel.
Dukungan militer AS untuk Israel meningkat secara bertahap sejak 1978, dengan bagian terbesar disetujui di bawah pemerintahan Biden.
- Kesepakatan Militer Eksklusif untuk Israel
Israel adalah satu-satunya sekutu AS yang diizinkan mengalokasikan 25 persen dari bantuan militer AS ke industri persenjataan domestiknya.
Selain itu, hukum AS memungkinkan Israel menerima dana FMF dalam satu kali pembayaran pada awal setiap tahun fiskal, sementara negara lain menerima bantuan mereka dalam angsuran triwulan-an.
- Produsen Senjata AS Diuntungkan dari Bantuan untuk Israel
Boeing, misalnya, melaporkan pesanan pertahanan sebesar delapan miliar dolar AS (sekitar Rp125,5 triliun) pada kuartal keempat 2023, dengan 36 persen dari pendapatannya berasal dari sektor pertahanan.
Boeing memasok jet tempur F-15, helikopter Apache AH 64, dan kit amunisi terpandu untuk Angkatan Udara Israel.
RTX juga berperan penting, memimpin produksi rudal terpandu dan memasok rudal udara-ke-darat untuk jet F-16 Israel.
Laporan tersebut menyatakan bahwa pengalihan bantuan militer kepada produsen AS memperkuat dukungan politik, dengan pemerintahan Biden berpendapat bahwa paket bantuan ini menciptakan lapangan kerja di Amerika dan memperkuat infrastruktur industri pertahanan.
Laporan itu menyoroti peningkatan besar kehadiran militer AS di Timur Tengah sejak 7 Oktober, dengan peningkatan signifikan dalam pengeluaran pertahanan untuk tahun fiskal 2024.
Dalam satu tahun, AS menghabiskan setidaknya 22,76 miliar dolar AS (sekitar Rp357,1 triliun) untuk bantuan militer ke Israel dan operasi regional terkait, dengan 4,86 miliar dolar AS (sekitar Rp76,2 triliun) dialokasikan untuk operasi AS di kawasan tersebut.
Saat ini, AS mempertahankan 50.000 personel militer di 19 lokasi di Timur Tengah, termasuk kapal dan pesawat, meningkat dari 34.000 sebelum 7 Oktober 2023.
Lebih dari 43.000 warga Palestina telah tewas di Gaza sejak perang Israel di wilayah tersebut dimulai pada 7 Oktober 2023.
Mayoritas korban dilaporkan adalah perempuan dan anak-anak, dengan lebih dari 101.000 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.
Lebih dari satu tahun dalam konflik, sebagian besar wilayah Gaza telah hancur, menghadapi kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan di tengah blokade ketat.
Israel menghadapi gugatan genosida di Mahkamah Internasional atas perang brutalnya terhadap warga Palestina.
Sumber: Anadolu
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: AS beri bantuan militer Israel senilai Rp280,8 T sejak Oktober 2023