Pihaknya dinyatakan secara aktif memantau kualitas kredit dan mengadopsi Early Warning System untuk mendeteksi potensi masalah kredit sedini mungkin, serta memperkuat tim recovery untuk mengelola kredit bermasalah dengan lebih cepat dan efisien.
Di samping kualitas kredit yang membaik, BRI tetap mempersiapkan pencadangan memadai dengan NPL Coverage sebesar 215,44 persen.
“Dalam mengelola kualitas aset, BRI juga telah mengimplementasikan berbagai langkah mitigasi risiko. Mulai dari selektif growth, tumbuh secara selektif, pemantauan kredit secara proaktif, penguatan pencadangan, hingga penyelesaian kredit bermasalah yang dilakukan dengan pendekatan kolaboratif bersama nasabah,” kata Sunarso.
Meninjau dari sisi liabilitas, BRI menghimpun Dana Pihak Ketiga (DPK) sebesar Rp1.362,42 triliun atau tumbuh 5,59 persen yoy. Porsi komposisi dana murah (Current Account Saving Account/CASA) masih mendominasi DPK BRI yang mencapai 64,17 persen, meningkat dibandingkan CASA pada periode yang sama tahun lalu, yakni 63,64 persen.
Salah satu faktor utama dalam peningkatan penghimpunan dana murah adalah transformasi digital yang dilakukan BRI melalui super apps BRImo sebagai solusi perbankan terintegrasi dan mudah diakses oleh nasabah kapan saja dan dimana saja.
Inovasi ini terbukti mendorong peningkatan jumlah nasabah tabungan, khususnya di kalangan milenial dan generasi muda yang semakin digital-savvy.
Hingga akhir September 2024, tercatat pengguna BRImo telah mencapai 37,14 juta user dengan volume transaksi Rp4.034 triliun atau tumbuh 35,20 persen yoy.
Melalui pengembangan layanan hybrid bank, ucap dia, BRI telah pula memperluas jangkauan perbankan ke segmen-segmen masyarakat yang sebelumnya tidak terlayani.
“Maksudnya masyarakat yang belum terlayani secara optimal, termasuk masyarakat di daerah terpencil melalui AgenBRILink. Hal ini sesuai dengan misi BRI untuk mendukung inklusi keuangan nasional serta memperkuat ekonomi kerakyatan melalui konsep sharing economy,” ungkap Sunarso.
Tercatat, pihaknya memiliki lebih dari 1 juta AgenBRILink yang tersebar di 62 ribu desa di seluruh Indonesia sampai September 2024, Sepanjang Januari-September 2024, agen-agen ini mencatatkan transaksi Rp1.170 triliun yang berasal dari 859 juta transaksi finansial.
Capaian kinerja positif BRI ini juga didukung kondisi likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat, di mana Loan-to-Deposit Ratio (LDR) berada di level 89,18 persen serta Capital Adequacy Ratio (CAR) di level 26,76 persen.
“Ke depan, BRI akan terus mengelola likuiditas secara prudent untuk memastikan BRI siap menghadapi tantangan ekonomi global maupun domestik dengan likuiditas yang memadai dan permodalan yang kuat," katanya.
"BRI masih memiliki ruang yang cukup untuk tumbuh. BRI optimistis dapat menutup tahun 2024 ini dengan kinerja yang positif, utamanya dengan fokus memperkuat fundamental kinerja yang membentuk ketangguhan, sehingga BRI selalu siap menghadapi berbagai tantangan, baik yang berasal dari global maupun domestik,” ucapnya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: BRI cetak laba Rp45,36 triliun hingga akhir triwulan III 2024
Berita Terkait
Pengamat: Indonesia dan anggota APEC punya kesamaan perkuat UMKM
Selasa, 19 November 2024 15:31 Wib
Gebyar UMKM dan Koperasi meriahkan HUT ke-78 Muara Enim
Minggu, 17 November 2024 10:46 Wib
Menteri UMKMminta istilah pelaku UMKM diganti pengusaha
Selasa, 12 November 2024 10:19 Wib
Pertamina perkuat digitalisasi UMKM di Ogan Ilir
Senin, 11 November 2024 17:01 Wib
Dari ibu rumah tangga tercipta tas lukis untuk turis
Jumat, 8 November 2024 16:37 Wib
Menteri UMKM: Penghapusan utang hanya bagi UMKM tak mampu bayar
Rabu, 6 November 2024 14:51 Wib
Pemkab OKU Timur salurkan bantuan usaha ekonomi produktif
Selasa, 5 November 2024 20:07 Wib
Pertamina gelar penghijauan tanaman hortikultura di rumah hijau
Selasa, 5 November 2024 7:00 Wib