Investasi budaya harus berbasis pelestarian lingkungan
Jakarta (ANTARA) - Peneliti Pusat Riset Biosistematika dan Evaluasi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Ary Prihardhyanto menyatakan bahwa investasi budaya harus berbasis pada pelestarian lingkungan.
“Jadi bangsa kita ini sebenarnya bukan buta sejarah, tetapi amnesia sejarah, jadi kita lupa siapa diri kita. Bagaimana mungkin pembangunan mau berkelanjutan sementara budaya kita saja dipisahkan dari alam? Jadi kalau mau mendatangkan banyak uang dari budaya itu sangat bisa, asal kembali pada alam, pada lingkungan,” katanya dalam seminar di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI) Depok Jawa Barat, Selasa.
Ia mencontohkan, salah satu investasi pada bakau yang dapat menghasilkan keuntungan ekonomi sangat besar, mengingat tradisi sejak zaman nenek moyang telah menempatkan laut dan hutan bakau sebagai pusat perdagangan sehingga Nusantara menjadi negeri yang sangat kaya.
“Jadi bangsa kita ini sebenarnya bukan buta sejarah, tetapi amnesia sejarah, jadi kita lupa siapa diri kita. Bagaimana mungkin pembangunan mau berkelanjutan sementara budaya kita saja dipisahkan dari alam? Jadi kalau mau mendatangkan banyak uang dari budaya itu sangat bisa, asal kembali pada alam, pada lingkungan,” katanya dalam seminar di Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) Universitas Indonesia (UI) Depok Jawa Barat, Selasa.
Ia mencontohkan, salah satu investasi pada bakau yang dapat menghasilkan keuntungan ekonomi sangat besar, mengingat tradisi sejak zaman nenek moyang telah menempatkan laut dan hutan bakau sebagai pusat perdagangan sehingga Nusantara menjadi negeri yang sangat kaya.