Jakarta (ANTARA) - Penanggung Jawab Unit Galeri Nasional Indonesia Jarot Mahendra mengatakan museum sebaiknya mempunyai program untuk anak dan orang tua guna membantu menguatkan ikatan (bonding) antara anak dan orang tuanya yang terasa jauh karena gawai.
"Harusnya yang menjadi fokus dalam aktivitas itu adalah bagaimana kita menguatkan bonding, ikatan antara anak dan keluarga," kata dia di Jakarta, Selasa.
Hal ini menjadi hal penting dalam membuat sebuah program anak. "Dan museum memang harus merambah ke sana," katanya.
Inilah yang kemudian menginspirasi Galeri Nasional Indonesia dalam menciptakan program temporer bernama Ruang Aktivitas Anak dan Keluarga. Ruang ini terbagi menjadi beberapa bagian salah satunya ruang sensorik motorik.
Di dalam ruangan ini, anak-anak dapat beraktivitas menggunakan barang-barang yang tersedia di ruangan.
Suatu waktu, pengelola mengusung konsep tentang ekologi sehingga benda-benda yang bisa ditemui anak seperti daun-daun kering. Daun-daun ini dapat dibuat kolase atau menjadi inspirasi dalam gambar anak.
Berita Terkait
Polres OKU ungkap kasus TPPO, korban masih di bawah umur
Sabtu, 23 November 2024 8:00 Wib
Australia buat RUU larang anak di bawah 16 tahun gunakan media sosial
Kamis, 21 November 2024 16:22 Wib
Polres Musi Rawas tangani kasus ayah aniaya anaknya usia tiga tahun
Rabu, 20 November 2024 15:59 Wib
Cara menghitung nafas cepat untuk deteksi pneumonia pada anak
Senin, 18 November 2024 14:41 Wib
Ahli: Makanan manis punya daya tarik tinggi bagi anak
Jumat, 15 November 2024 8:44 Wib
Kilang Pertamina Plaju gelar syukuran HUT ke-7 PT KPI dengan santuni 300 anak yatim
Kamis, 14 November 2024 22:10 Wib
Polri tangkap pelaku pemaksa anak sujud dan menggoggong
Kamis, 14 November 2024 19:34 Wib
Pemkot Palembang beri pelatihan tenun songket bagi anak putus sekolah
Selasa, 12 November 2024 16:35 Wib