Komunitas Ayah ASI: Anak dengan ayah suportif punya emosi lebih stabil
Jakarta (ANTARA) - Co-Founder Komunitas Ayah ASI Indonesia Agus Rahmat Hidayat mengatakan bahwa anak dari sosok ayah suportif bisa memiliki emosi yang lebih stabil.
Hal tersebut disampaikan Agus dalam kelas orang tua hebat (Kerabat) seri ke-10 yang diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) secara daring di Jakarta, Kamis.
“Anak-anak yang memiliki ayah hangat dan suportif itu cenderung lebih stabil secara emosional, ini menunjukkan bahwa kehangatan seorang ayah berperan penting dalam perkembangan psikologis anak,” katanya.
Ia menyampaikan pernyataan itu berdasarkan penelitian dari Psikolog lulusan Universitas Missouri, Kolombia, Amerika Selatan, Jennifer Byrd-Craven pada tahun 2012, yang menyebutkan bahwa perkembangan ayah dengan anak yang hangat dapat meningkatkan kesejahteraan di dalam keluarga.
“Keberadaan ayah juga tidak hanya membantu anak dalam mengatasi stres dan tantangan emosional, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan secara keseluruhan, jadi anak umumnya memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi, kemampuan sosialnya lebih baik, dan lebih siap menghadapi berbagai situasi dalam hidup mereka,” paparnya.
Hal tersebut disampaikan Agus dalam kelas orang tua hebat (Kerabat) seri ke-10 yang diselenggarakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) secara daring di Jakarta, Kamis.
“Anak-anak yang memiliki ayah hangat dan suportif itu cenderung lebih stabil secara emosional, ini menunjukkan bahwa kehangatan seorang ayah berperan penting dalam perkembangan psikologis anak,” katanya.
Ia menyampaikan pernyataan itu berdasarkan penelitian dari Psikolog lulusan Universitas Missouri, Kolombia, Amerika Selatan, Jennifer Byrd-Craven pada tahun 2012, yang menyebutkan bahwa perkembangan ayah dengan anak yang hangat dapat meningkatkan kesejahteraan di dalam keluarga.
“Keberadaan ayah juga tidak hanya membantu anak dalam mengatasi stres dan tantangan emosional, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan secara keseluruhan, jadi anak umumnya memiliki kepercayaan diri yang lebih tinggi, kemampuan sosialnya lebih baik, dan lebih siap menghadapi berbagai situasi dalam hidup mereka,” paparnya.