DK PBB gelar sidang darurat di tengah serangan Israel ke Lebanon
Hamilton, Kanada (ANTARA) - Dewan Keamanan PBB (UNSC) menggelar sesi sidang darurat pada Jumat (20/9) membahas ledakan mematikan perangkat komunikasi di Lebanon.
Kepala Urusan Politik PBB, Rosemary DiCarlo, menyebut baku tembak antara Hizbullah dan angkatan bersenjata Israel sebagai "pelanggaran terhadap penghentian permusuhan dan melanggar resolusi 1701."
"Risiko perluasan lebih lanjut dari siklus kekerasan ini sangat serius dan mengancam stabilitas Lebanon, Israel, dan seluruh wilayah," kata DiCarlo dalam sesi yang diminta untuk digelar oleh Aljazair.
DiCarlo mencatat bahwa "perang yang menghancurkan di Gaza terus berlanjut," mengulangi tuntutan Sekretaris Jenderal Antonio Guterres untuk gencatan senjata segera dan pembebasan sandera di Gaza.
"Risiko terhadap keamanan dan stabilitas, tidak hanya di Lebanon tetapi juga di wilayah ini, tidak dapat lebih jelas atau lebih serius," ujarnya, mendesak negara-negara anggota "yang memiliki pengaruh terhadap para pihak yang bertikai untuk memanfaatkan pengaruhnya sekarang."
Kepala Urusan Politik PBB, Rosemary DiCarlo, menyebut baku tembak antara Hizbullah dan angkatan bersenjata Israel sebagai "pelanggaran terhadap penghentian permusuhan dan melanggar resolusi 1701."
"Risiko perluasan lebih lanjut dari siklus kekerasan ini sangat serius dan mengancam stabilitas Lebanon, Israel, dan seluruh wilayah," kata DiCarlo dalam sesi yang diminta untuk digelar oleh Aljazair.
DiCarlo mencatat bahwa "perang yang menghancurkan di Gaza terus berlanjut," mengulangi tuntutan Sekretaris Jenderal Antonio Guterres untuk gencatan senjata segera dan pembebasan sandera di Gaza.
"Risiko terhadap keamanan dan stabilitas, tidak hanya di Lebanon tetapi juga di wilayah ini, tidak dapat lebih jelas atau lebih serius," ujarnya, mendesak negara-negara anggota "yang memiliki pengaruh terhadap para pihak yang bertikai untuk memanfaatkan pengaruhnya sekarang."