Tim dokter RSUD Sungailiat temukan penyakit Kawasaki pada balita
Kemudian, dari hasil observasi dokter spesialis anak dr Fadhilah Ihsani, SpA dan dokter spesialis jantung dr Endang Kusreni, SpJP ditemukan pembengkakan pada pembuluh darah jantung berdasarkan hasil pemeriksaan Echocardiography atau USG jantung. Dari gejala yang muncul dan hasil pemeriksaan, balita tersebut didiagnosa mengidap Kawasaki disease.
Hanya saja, karena jenis penyakit itu baru pertama kali ditemukan di RSUD Depati Bahrin dan belum tersedia obat Immune Globulin Injection (Gamaraas), pihaknya terpaksa melakukan pemesanan obat langsung ke distributor obat di Palembang, Sumatera Selatan.
Setelah obat tersebut tiba dan langsung diberikan 14 botol obat Gamaraas dalam 12 jam, kondisi pasien mulai membaik dan gejala yang dialami mereda.
Pasien dirawat selama tiga hari di ruang rawat intensif dan setelah kondisinya semakin membaik dan dinyatakan berhasil melewati fase akut, dikembalikan ke ruang rawat biasa. Setelah selesai perawatan di RSUD Depati Bahrin, pasien RA tetap membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut sehingga dirujuk ke Jakarta.
"Penyebab Kawasaki disease ini belum diketahui secara pasti. Penyakit ini memang lebih banyak menyerang anak-anak berusia di bawah lima tahun," kata Fadhilah Ihsani.
Dijelaskan, gejala penyakit ini awalnya mirip dengan demam berdarah. Misalnya suhu badan tinggi terus menerus hingga lima hari atau lebih. Setelah suhu badan panas berkepanjangan, biasanya diikuti dengan gejala-gejala lain seperti bibir dan lidah kering serta pecah-pecah dan kemerahan. Lalu muncul ruam merah pada tubuh, mata merah, tangan dan kaki membengkak serta pembengkakan kelenjar getah bening di area leher.
Direktur RSUD Depati Bahrin, dr Yogi Yamani, SpB mengapresiasi tim dokter yang cepat mendeteksi dini penyakit tersebut dan bisa menangani sesuai dengan SOP dan standar pengobatan sehingga pasien bisa diselamatkan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tim dokter RSUD Sungailiat temukan penyakit Kawasaki pada balita
Hanya saja, karena jenis penyakit itu baru pertama kali ditemukan di RSUD Depati Bahrin dan belum tersedia obat Immune Globulin Injection (Gamaraas), pihaknya terpaksa melakukan pemesanan obat langsung ke distributor obat di Palembang, Sumatera Selatan.
Setelah obat tersebut tiba dan langsung diberikan 14 botol obat Gamaraas dalam 12 jam, kondisi pasien mulai membaik dan gejala yang dialami mereda.
Pasien dirawat selama tiga hari di ruang rawat intensif dan setelah kondisinya semakin membaik dan dinyatakan berhasil melewati fase akut, dikembalikan ke ruang rawat biasa. Setelah selesai perawatan di RSUD Depati Bahrin, pasien RA tetap membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut sehingga dirujuk ke Jakarta.
"Penyebab Kawasaki disease ini belum diketahui secara pasti. Penyakit ini memang lebih banyak menyerang anak-anak berusia di bawah lima tahun," kata Fadhilah Ihsani.
Dijelaskan, gejala penyakit ini awalnya mirip dengan demam berdarah. Misalnya suhu badan tinggi terus menerus hingga lima hari atau lebih. Setelah suhu badan panas berkepanjangan, biasanya diikuti dengan gejala-gejala lain seperti bibir dan lidah kering serta pecah-pecah dan kemerahan. Lalu muncul ruam merah pada tubuh, mata merah, tangan dan kaki membengkak serta pembengkakan kelenjar getah bening di area leher.
Direktur RSUD Depati Bahrin, dr Yogi Yamani, SpB mengapresiasi tim dokter yang cepat mendeteksi dini penyakit tersebut dan bisa menangani sesuai dengan SOP dan standar pengobatan sehingga pasien bisa diselamatkan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Tim dokter RSUD Sungailiat temukan penyakit Kawasaki pada balita