OKU luncurkan Program Bebas Stunting

id Anak stunting, OKU Best, Pemkab OKU

OKU luncurkan Program Bebas Stunting

Ketua TP PKK OKU, Zwesty Karenia Teddy saat memberikan makanan bergizi kepada anak-anak di Kecamatan Peninjauan. (ANTARA/Edo Purmana/24)

Baturaja (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatera Selatan meluncurkan Program OKU Bebas Stunting (Best) dalam upaya percepatan penurunan angka penyakit kekerdilan di wilayah itu.

Penjabat Bupati OKU, Teddy Meilwansyah di Baturaja, Rabu, mengatakan dalam program itu pemerintah mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terlibat dalam menurunkan angka stunting di bawah 14 persen pada tahun 2024 sesuai target nasional.

Dalam Program OKU Best ini juga seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) jajaran Pemkab OKU diminta mengumpulkan bantuan berupa makanan tambahan dan telur sesuai dengan panduan program tersebut.

Bantuan ini akan diberikan kepada 262 anak stunting yang tersebar di OKU melalui 18 puskesmas, sebagai bagian dari program pemberian makanan tambahan yang akan dilakukan selama enam bulan ke depan.

"Alhamdulillah, bantuan ini sudah terkumpul dan mulai disalurkan kepada anak yang mengalami stunting di Kabupaten OKU," ujarnya.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan OKU, Dedy Wijaya mengatakan bahwa pemerintah pusat telah menetapkan target nasional angka stunting di Indonesia tahun 2024 harus berada di bawah angka 14 persen.

“Menurut data nasional dari hasil riset Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) angka stunting di OKU mengalami penurunan signifikan setiap tahunnya, dengan persentase pada tahun 2021 sebesar 31 persen, dan 2022 sebesar 19 persen.

"Untuk data tahun 2023 sedang menunggu hasil riset dari Survei Kesehatan Indonesia yang baru saja dilaksanakan," ungkapnya.

Hanya saja, lanjut dia, berdasarkan data primer yang diperoleh dari hasil pengukuran petugas gizi di 18 puskesmas yang dilaporkan ke aplikasi EPPGBM Kemenkes, menunjukkan bahwa angka stunting di OKU jauh lebih rendah dibandingkan dengan angka nasional.

“Pada tahun 2022, angka stunting OKU sebesar 3,95 persen, dan pada tahun 2023 sebesar 2,4 persen dengan jumlah anak stunting sebanyak 262,” ujar dia.*