Dharma Pongrekun minta pemerintah waspadai perjanjian pandemic treaty
Isu-isu kesehatan ini juga tidak boleh mengorbankan segenap lapisan terutama munculnya pemutusan hubungan kerja (PHK) karena alasan kebijakan protokol kesehatan.
Dharma juga ingin memastikan bahwa semua kurikulum pada sistem pendidikan yang berlangsung di Jakarta ketika saya memimpin harus mengajarkan akhlak kepada para siswa dan menempatkan pendidik sebagai contoh.
"Agar mampu melahirkan generasi penerus bangsa yang beradab sebelum mereka menamatkan pendidikannya di sekolah,” jelasnya.
Dharma mengingatkan, pentingnya Indonesia menolak dan keluar dari WHO Pandemic Treaty. Ia mengibaratkan sepasang kekasih yang akan melangsungkan pernikahan, saat ini statusnya sedang mempersiapkan lamaran.
“Karena masih ada waktu dan belum resmi menikah, maka lebih baik tidak usah menikah di bulan Mei 2024. Buat apa menikah jika ternyata berpotensi kepada hilangnya sebuah kedaulatan,” ucap lulusan Akademi Kepolisian 1988 ini.
Karena itu, ia mengajak segenap lapisan masyarakat di Jakarta untuk bersama-sama berjuang dengan dirinya untuk membantu keluarga masing-masing dari ancaman hilangnya kedaulatan sebuah bangsa hanya karena terikat oleh WHO Pandemic Treaty.
“Saya tidak bisa berjuang sendirian. Keluarga membutuhkan kita untuk melindungi mereka. Jadi, mari kita lakukan bersama-sama karena Jakarta adalah benteng pertahanan Indonesia. Jika Jakarta mampu bertahan, maka seluruh daerah akan ikut bertahan,” kata dia.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dharma Pongrekun minta pemerintah waspadai perjanjian pandemic treaty