Seorang warga tewas tertimbun longsor di Cilacap
"Kami yang mendapatkan informasi bencana tersebut dari BPBD Kabupaten Cilacap segera memberangkatkan satu regu Basarnas menuju lokasi kejadian untuk melakukan upaya evakuasi bersama potensi SAR yang sudah berada di lapangan," katanya.
Menurut dia, langkah awal yang dilakukan Basarnas adalah membuka akses jalan yang tertimbun material longsoran.
"Material longsorannya sangat banyak, sehingga kami kesulitan sampai lokasi. Bahkan, kami harus berjalan kaki menuju lokasi kejadian dengan membawa peralatan yang akan digunakan," katanya.
Selain melakukan penanganan tanah longsor di Desa Cijati, kata dia, personel Basarnas Cilacap juga disiagakan di Desa Padangjaya, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, untuk memantau kondisi banjir yang terjadi di Majenang dan Cimanggu pada Senin (5/2) sore akibat luapan Sungai Cilopadang.
Dalam hal ini, personel Basarnas disiagakan jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk proses evakuasi warga mengingat hujan lebat masih mengguyur wilayah Majenang dan Cimanggu.
"Luapan air Sungai Cilopadang mengakibatkan banjir dengan setinggi lebih kurang 1 meter. Namun hingga Senin (5/2) malam, genangan banjir di dua kecamatan mulai menyusut, sehingga warga mulai membersihkan rumah masing-masing," kata Adah.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Bayu Prahara mengatakan bencana banjir di Kecamatan Majenang mengakibatkan 132 rumah di enam desa tergenang air dengan ketinggian berkisar 30-60 sentimeter.
Enam desa di Kecamatan Majenang yang tergenang banjir meliputi Padangjaya, Cilopadang, Bener, Mulyasari, Sindangsari, dan Bener.
Sementara di Kecamatan Cimanggu, kata dia, banjir menggenangi 580 rumah warga Desa Rejodadi dengan ketinggian air berkisar 50-55 sentimeter.
Selain itu, lanjut dia, sejumlah rumah warga Desa Cijati, Kecamatan Cimanggu, dilaporkan terkena tanah longsor dan satu di antaranya tertimbun material longsoran hingga rata dengan tanah yang mengakibatkan seorang warga turut tertimbun.
"Korban yang tertimbun longsor sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia," kata Bayu.
Lebih lanjut, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cilacap Budi Setyawan mengatakan saat sekarang genangan banjir di Kecamatan Majenang dan Cimanggu telah surut, sehingga pihaknya akan memfokuskan kegiatan penanganan bencana tanah longsor di Desa Cijati.
Menurut dia, hal itu disebabkan jumlah rumah warga yang terdampak longsor cukup banyak dan akses jalan menuju lokasi kejadian hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki.
Berdasarkan asesmen sementara, kata dia, sedikitnya 33 titik longsor yang mengenai rumah warga dan tujuh titik longsor di ruas jalan kabupaten.
"Kami hingga saat ini masih melakukan asesmen termasuk mendata dampak dan kerugian dari bencana tanah longsor tersebut," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Basarnas: Seorang warga tewas tertimbun longsor di Cilacap
Menurut dia, langkah awal yang dilakukan Basarnas adalah membuka akses jalan yang tertimbun material longsoran.
"Material longsorannya sangat banyak, sehingga kami kesulitan sampai lokasi. Bahkan, kami harus berjalan kaki menuju lokasi kejadian dengan membawa peralatan yang akan digunakan," katanya.
Selain melakukan penanganan tanah longsor di Desa Cijati, kata dia, personel Basarnas Cilacap juga disiagakan di Desa Padangjaya, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, untuk memantau kondisi banjir yang terjadi di Majenang dan Cimanggu pada Senin (5/2) sore akibat luapan Sungai Cilopadang.
Dalam hal ini, personel Basarnas disiagakan jika sewaktu-waktu dibutuhkan untuk proses evakuasi warga mengingat hujan lebat masih mengguyur wilayah Majenang dan Cimanggu.
"Luapan air Sungai Cilopadang mengakibatkan banjir dengan setinggi lebih kurang 1 meter. Namun hingga Senin (5/2) malam, genangan banjir di dua kecamatan mulai menyusut, sehingga warga mulai membersihkan rumah masing-masing," kata Adah.
Dalam kesempatan terpisah, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap Bayu Prahara mengatakan bencana banjir di Kecamatan Majenang mengakibatkan 132 rumah di enam desa tergenang air dengan ketinggian berkisar 30-60 sentimeter.
Enam desa di Kecamatan Majenang yang tergenang banjir meliputi Padangjaya, Cilopadang, Bener, Mulyasari, Sindangsari, dan Bener.
Sementara di Kecamatan Cimanggu, kata dia, banjir menggenangi 580 rumah warga Desa Rejodadi dengan ketinggian air berkisar 50-55 sentimeter.
Selain itu, lanjut dia, sejumlah rumah warga Desa Cijati, Kecamatan Cimanggu, dilaporkan terkena tanah longsor dan satu di antaranya tertimbun material longsoran hingga rata dengan tanah yang mengakibatkan seorang warga turut tertimbun.
"Korban yang tertimbun longsor sudah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia," kata Bayu.
Lebih lanjut, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Cilacap Budi Setyawan mengatakan saat sekarang genangan banjir di Kecamatan Majenang dan Cimanggu telah surut, sehingga pihaknya akan memfokuskan kegiatan penanganan bencana tanah longsor di Desa Cijati.
Menurut dia, hal itu disebabkan jumlah rumah warga yang terdampak longsor cukup banyak dan akses jalan menuju lokasi kejadian hanya bisa dilalui dengan berjalan kaki.
Berdasarkan asesmen sementara, kata dia, sedikitnya 33 titik longsor yang mengenai rumah warga dan tujuh titik longsor di ruas jalan kabupaten.
"Kami hingga saat ini masih melakukan asesmen termasuk mendata dampak dan kerugian dari bencana tanah longsor tersebut," katanya.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Basarnas: Seorang warga tewas tertimbun longsor di Cilacap