Jakarta (ANTARA) - Menangis merupakan bahaya bayi untuk berbagai kondisi, termasuk saat menginginkan ASI dan merasa tak nyaman, demikian dikatakan para pakar kesehatan dalam sebuah diskusi belum lama ini di Jakarta.
Hanya saja, terkadang ibu termasuk yang baru kali pertama menyusui langsung mengartikan tangisan ini dengan asupan ASI darinya yang tak cukup dan runtuhlah sudah kepercayaan dirinya untuk menyusui.
Ini salah satunya diakui Ketua Kelompok Kerja Penurunan Angka Kematian Ibu dan Stunting Perkumpulan Obstetri Dan Ginekologi Indonesia (POGI) Prof Dr dr Dwiana Ocviyanti, SpOG, Subsp. Obginsos(K), MPH. Nilai ASI cukup atau tidak bukan karena bayi menangis atau mengalami kuning seperti yang dikhawatirkan sebagian ibu.
Saat ibu melihat bayi masih buang air kecil dan air besar secara teratur semisal dua hingga tiga jam sekali setiap hari, maka hampir sulit dikatakan bahwa ASI ibu tak cukup sehingga beralih ke makanan tambahan lain, termasuk air.
Namun, saat bayi tak berkemih dalam enam atau 12 jam, barulah membawanya ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan dari tenaga kesehatan.
Berita Terkait
Osaka menangis terharu saat kembali ke US Open dengan kemenangan
Rabu, 28 Agustus 2024 10:23 Wib
Osaka menangis usai kekalahan epik melawan Swiatek di French Open
Kamis, 30 Mei 2024 8:58 Wib
Abdul Hakim belum diketemukan di Pantai Menangis
Jumat, 9 Juni 2023 16:54 Wib
Ibu Brigadir J menangis di persidangan sebut nyawa hak Tuhan
Selasa, 25 Oktober 2022 20:06 Wib
Bupati nonaktif Bogor terisak-isak menangis di persidangan karena merasa difitnah terlibat suap
Senin, 5 September 2022 17:49 Wib
Erick Estrada menangis saat Tessy tak diizinkan lagi tampil di tv
Kamis, 12 Mei 2022 22:51 Wib
Benarkah menangis pengaruhi kesehatan kulit?
Selasa, 15 Februari 2022 12:25 Wib
Nia Ramadhani menangis saat cerita tanggapan anaknya soal sabu
Kamis, 16 Desember 2021 14:53 Wib