Pada bulan Mei lalu sebanyak 42 Anggota Partai Demokrat dari DPR dan Senat AS menandatangani surat yang ditujukan kepada CEO Google Sundar Pichai dan mendesak perusahaan untuk berhenti mengumpulkan dan menyimpan informasi lokasi pengguna.
"Praktik Google saat ini dalam mengumpulkan dan menyimpan catatan ekstensif data lokasi ponsel akan memungkinkan menjadikannya alat bagi ekstremis sayap kanan yang ingin menindak orang-orang yang mencari layanan kesehatan reproduksi," tulis surat itu.
Sebelumnya pada Juli, Google mengumumkan akan menghapus data riwayat lokasi pengguna yang mengunjungi klinik aborsi, pusat perawatan narkoba, tempat penampungan kekerasan dalam rumah tangga, klinik penurunan berat badan, dan lokasi sensitif terkait kesehatan lainnya.
Perusahaan tersebut mengatakan bahwa jika sistem mengidentifikasi bahwa pengguna telah mengunjungi salah satu lokasi sensitif maka sistem tersebut akan menghapus entri tersebut dari riwayat lokasi pengguna tersebut "segera setelah mereka berkunjung". Kini, kendali tersebut kembali berada di tangan masing-masing pengguna.
Google mengatakan kepada Business Insider bahwa pembaruan tersebut adalah bagian dari upaya perusahaan yang lebih besar untuk meningkatkan privasi pengguna dan memberi individu kontrol lebih besar atas data mereka, merujuk pada fitur lain seperti penghapusan otomatis dan Mode Incognto.
Berita Terkait
Jelajahi Jakarta pakai Google
Senin, 26 Juni 2023 16:18 Wib
Kiat liburan ala Google, penawaran bagus penerbangan hingga rute
Senin, 19 Juni 2023 16:44 Wib
Tips membuat profil toko di Google Search selama Ramadhan
Rabu, 6 April 2022 13:06 Wib
Twitter sulit diakses di Rusia
Senin, 28 Februari 2022 16:45 Wib
Suara misterius di Google Maps hingga cerita Iwan Fals soal pandemi
Sabtu, 18 September 2021 8:01 Wib
5 pemuktakhiran Fitur Google Maps di 2021
Rabu, 19 Mei 2021 16:15 Wib
Google Maps akan mulai arahkan pengemudi ke rute 'ramah lingkungan'
Rabu, 31 Maret 2021 9:28 Wib
Mobil minibus tersesat di hutan berhasil dievakuasi
Minggu, 14 Februari 2021 17:29 Wib