Sesak napas gejala PPOK berbeda dengan sesak napas biasa

id sesak napas PPOK,gejala PPOK,hari ppok sedunia,berita sumsel, berita palembang

Sesak napas gejala PPOK berbeda dengan sesak napas biasa

Ilustrasi seseorang merasa sesak napas (ANTARA/Pexels/Towfiqu barbhuiya)

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar pulmonologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Prof dr Tjandra Yoga Aditama, SpP(K) mengatakan sesak napas dan asma gejala penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) berbeda dengan sesak napas dan asma biasa.

"Bedanya, sesak napas pada asma akan hilang sepenuhnya di luar waktu serangan asma, sementara sesak napas pada PPOK akan masih tetap ada," kata dia kepada ANTARA melalui pesan elektroniknya, Rabu.

PPOK ditandai adanya perlambatan aliran udara yang tidak sepenuhnya reversibel dan perlambatan aliran udara ini umumnya bersifat progresif serta berkaitan dengan respons inflamasi yang abnormal terhadap partikel atau gas iritan.

Selain sesak napas, mereka yang mengalami PPOK juga bergejala antara lain batuk-batuk selama 2 minggu, batuk berdahak dan apabila mengalami perburukan gejala maka bertambahnya sesak napas, kadang-kadang disertai mengi dan bertambahnya batuk disertai meningkatnya dahak.

Sementara gejala non-spesifik PPOK yakni lesu, lemas, susah tidur, mudah lelah dan depresi.

Tjandra yang menjabat sebagai Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI itu lalu menuturkan bahwa sudah banyak data ilmiah yang menunjukkan bahwa polusi udara dapat memperburuk keadaan PPOK pada seseorang.