Ia mencontohkan cabai merah uji yang dikemas dalam film pati termoplastik-polivinil alkohol, kesegarannya dapat bertahan hingga 12 hari pada suhu ruang.
Pada sistem kemasan aktif, kata Farah, penambahan antimikroba dan antioksidan dalam matriks komposit bertujuan untuk memperpanjang umur simpan produk yang rentan terhadap pembusukan oleh mikroba dan proses oksidasi.
Farah menjelaskan nanoselulosa dapat berperan sebagai pengontrol pelepasan minyak atsiri.
Kemasan saset yang memuat butiran komposit silikaalginate-nanoselulosa secara kontinyu melepaskan minyak atsiri kayu manis hingga enam hari dan efektif menghambat mikroba patogen.
Di bidang biomedis, lanjutnya, aplikasi selulosa dan turunannya semakin diminati karena bersifat biokompatibel, memiliki toksisitas rendah, mampu mengontrol pelepasan obat, memiliki luas permukaan yang besar, memiliki kemampuan meniru matriks ekstraseluler, dan mudah dimodifikasi.
Masker yang dirancang dengan menggunakan nanoselulosa menghasilkan poripori yang lebih kecil, sehingga mampu memfiltrasi polutan.
Desain masker dengan penambahan agen antimikroba akan menghambat pertumbuhan mikroba penginfeksi saluran pernapasan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IPB kembangkan teknologi kemasan yang lebih mengawetkan bahan makanan
Berita Terkait
Korem 044 Gapo kerahkan prajurit optimalisasii lahan rawa Sumsel
Jumat, 3 Mei 2024 23:02 Wib
BRIN sarankan petani mempercepat tanam padi
Jumat, 3 Mei 2024 13:26 Wib
OKU dapat tambahan pupuk bersubsidi dari Dinas Pertanian Sumsel
Jumat, 26 April 2024 14:31 Wib
Dinas Pertanian OKU sebut stok pupuk mencukupi kebutuhan petani
Kamis, 25 April 2024 23:31 Wib
Akhlak untuk memuliakan pahlawan pangan
Kamis, 18 April 2024 8:35 Wib
BPN OKU distribusikan 95 persil sertifikat redistribusi tanah
Senin, 8 April 2024 16:05 Wib
Kejar swasembada pangan, Kementan maksimalkan modernisasi irigasi
Minggu, 31 Maret 2024 19:44 Wib
Bank BSB gandeng Penyuluh. Pertanian jadi agen Laku Pandai
Sabtu, 23 Maret 2024 18:09 Wib