Ia mencontohkan cabai merah uji yang dikemas dalam film pati termoplastik-polivinil alkohol, kesegarannya dapat bertahan hingga 12 hari pada suhu ruang.
Pada sistem kemasan aktif, kata Farah, penambahan antimikroba dan antioksidan dalam matriks komposit bertujuan untuk memperpanjang umur simpan produk yang rentan terhadap pembusukan oleh mikroba dan proses oksidasi.
Farah menjelaskan nanoselulosa dapat berperan sebagai pengontrol pelepasan minyak atsiri.
Kemasan saset yang memuat butiran komposit silikaalginate-nanoselulosa secara kontinyu melepaskan minyak atsiri kayu manis hingga enam hari dan efektif menghambat mikroba patogen.
Di bidang biomedis, lanjutnya, aplikasi selulosa dan turunannya semakin diminati karena bersifat biokompatibel, memiliki toksisitas rendah, mampu mengontrol pelepasan obat, memiliki luas permukaan yang besar, memiliki kemampuan meniru matriks ekstraseluler, dan mudah dimodifikasi.
Masker yang dirancang dengan menggunakan nanoselulosa menghasilkan poripori yang lebih kecil, sehingga mampu memfiltrasi polutan.
Desain masker dengan penambahan agen antimikroba akan menghambat pertumbuhan mikroba penginfeksi saluran pernapasan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: IPB kembangkan teknologi kemasan yang lebih mengawetkan bahan makanan
Berita Terkait
1.500 hewan peliharaan warga OKU divaksin antirabies
Rabu, 18 Desember 2024 5:00 Wib
Dinas Pertanian OKU gencarkan pemberian vaksin anti rabies
Senin, 9 Desember 2024 17:22 Wib
Warga binaan Lapas Martapura Sumsel panen sayuran
Sabtu, 7 Desember 2024 19:06 Wib
Mentan yakini Indonesia bebas impor beras tahun 2025
Selasa, 26 November 2024 14:53 Wib
Polda Sumsel lakukan tes psikologi 119 calonBintara Pertanian
Minggu, 24 November 2024 18:05 Wib
Kiat Lampung dukung program swasembada pangan nasional
Sabtu, 23 November 2024 15:45 Wib
Dinas Pertanian OKU vaksin 1.087 ekor hewan rabies
Jumat, 22 November 2024 18:52 Wib
Pupuk Indonesia dorong percepatan penebusan pupuk subsidi
Rabu, 20 November 2024 13:26 Wib