Sementara itu, Kementerian BUMN juga membentuk Holding Ultra Mikro pada Triwulan III tahun 2021 dipimpin oleh PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI.
Menurutnya, holding ini berfokus pada peningkatan pemberdayaan dan menyediakan pembiayaan yang lebih lengkap dan lebih murah bagi pelaku usaha mikro di Indonesia.
"Ketika pemerintah berbicara tentang Indonesia Maju, maka di dalamnya ada kemajuan segmen ultra mikro, melalui penguatan ketahanan ekonomi dan pertumbuhan berkualitas, mengurangi kesenjangan, dan meningkatkan kualitas SDM terutama pengusaha Ultra Mikro dengan pemberdayaan melalui holding ini," katanya.
Beberapa program andalan dalam Holding Ultra Mikro ini adalah PNM Mekaar dan ULaMM yang dimiliki oleh PT Permodalan Nasional Madani (PNM). Pada Mei 2023, tercatat telah menjaring 14,5 juta nasabah aktif dengan total aset mencapai Rp51,6 triliun. Total penyaluran sebesar Rp24,1 triliun dan baki debet mencapai Rp 45,1 triliun.
Saat ini, PNM berupaya untuk lebih banyak menjangkau pelayanan terhadap usaha mikro dan kecil dengan 4.213 kantor layanan PNM Mekaar dan 642 kantor layanan PNM ULaMM di seluruh Indonesia.
Upaya pengembangan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) juga didorong melalui pemanfaatan Pasar Digital (PaDi) UMKM yang hingga saat ini sudah menembus angka 40.000 UMKM.
UMKM yang tergabung dalam Pasar Digital UMKM tersebut terus didukung untuk mengembangkan potensi bisnisnya, salah satunya dengan penyaluran bantuan hingga Rp24,4 triliun yang disalurkan dari 92 perusahaan serta anak perusahaan BUMN.
Distribusi KUR Himbara juga dalam kurun waktu 4 tahun terakhir terus mengalami peningkatan. Pada 2019, penyaluran KUR Himbara sebesar Rp130,7 triliun, meningkat hingga angka Rp188,1 triliun pada 2020, kemudian mencapai Rp260,3 triliun pada tahun 2021 dan menembus angka Rp355 triliun pada 2022.