Rupiah melemah pascadata JOLT AS lebih kuat dari perkiraan

id Rupiah,JOLT,Dolar,The Fed,Suku Bunga,berita sumsel, berita palembang

Rupiah melemah pascadata JOLT AS lebih kuat dari perkiraan

Ilustrasi - Petugas menghitung uang pecahan dolar AS di gerai penukaran mata uang asing VIP (Valuta Inti Prima) Money Changer, Jakarta, Selasa (4/10/2022). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/aww/pri.

Jakarta (ANTARA) - Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong memperkirakan rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang melanjutkan penguatan pascadata tenaga kerja Job Openings and Labor Turnover Survey (JOLT) AS, yang lebih kuat dari perkiraan.

"JOLT menunjukkan lowongan pekerjaan sebesar 9,61 juta versus ekspektasi 8,8 juta," ujar dia ketika dihubungi di Jakarta, Rabu.

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi melemah 0,35 persen atau 54 poin menjadi Rp15.634 per dolar AS dari sebelumnya Rp15.580 per dolar AS.Menurut dia, data JOLT yang menyusul serangkaian data ekonomi kuat AS lainnya akhir-akhir ini memicu ekspektasi akan suku bunga The Fed yang lebih tinggi, sehingga berpotensi melemahkan rupiah hingga akhir tahun.

Misalnya pada Senin (2/10/2023), data indeks Purchasing Managers' Index (PMI) manufaktur AS dari The Institute for Supply Management (ISM) pada September 2023 menunjukkan pemulihan naik ke angka indeks 49,0 dari sebelumnya 47,7.

"Dari dalam negeri belum ada yang bisa mendukung rupiah. Revisi PP (Peraturan Pemerintah) DHE SDA (Devisa Hasil Ekspor dari Barang Ekspor Sumber Daya Alam) masih perlu waktu untuk meningkatkan cadangan devisa Indonesia," ucap Lukman.

Senada, Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menganggap pengaruh dari ekspektasi suku bunga tinggi akan berlanjut hingga akhir tahun menimbang The Fed akan mengeluarkan kebijakan penting pada Desember 2023. Ekspektasi suku bunga tinggi turut didukung data ekonomi AS, terutama data inflasi yang belum menurun ke arah target 2 persen.

Sentimen pasar terhadap suku bunga tinggi masih tinggi hingga akhir tahun. Sentimen tersebut dapat di-counter bila data ekonomi AS menunjukkan inflasi dan kondisi ketenagakerjaan menurun.