Mewarisi semangat juang Cintawari lewat kain sasirangan

id tapin, berita kalsel,berita sumsel, berita palembang

Mewarisi semangat juang Cintawari lewat kain sasirangan

Pendiri Kelompok Cintawari Sasirangan Tapin Masdinah (kiri) menunjukkan kain sasirangan kepada seorang perempuan, Selasa, (15/8/2023). ANTARA/Muhammad Fauzi Fadilah

Tapin (ANTARA) - Cintawari adalah sosok pahlawan bagi warga Desa Timbaan, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. Ia berjuang membela harkat dan martabat masyarakat saat dijajah orang Belanda yang zalim.

Kisahnya memang tak sepopuler para pejuang yang dikisahkan sewaktu sekolah dasar. Bahkan, namanya tak ada di buku sejarah. Namun demikian, api semangat juangnya menyebar di hati masyarakat.

Pada era kemerdekaan ini, ada satu sosok perempuan yang mewarisi tekad Cintawari. Tentu bukan dengan cara angkat senjata atau balas dendam ke anak cucu para penjajah, namun dengan karya.

Nama perempuan itu adalah Masdinah, seorang petualang berusia hampir 70 tahun. Ia kerap dipanggil Galuh yang memiliki arti intan dalam bahasa Banjar.

Kini, Cintawari tak hanya dikenal sebagai nama ruas jalan di Desa Timbaan. Sebagai bentuk penghormatan terhadap leluhur, Galuh menjadikan nama itu sebagai sebuah jenama untuk kain sasirangan khas Kalimantan Selatan yang diproduksi di desa itu.

Berkat Galuh, nama Cintawari kini memiliki arti bagi kaum perempuan Desa Timbaan sebagai sumber ekonomi. Namanya semakin harum dan dikenal luas, bahkan sampai Manila, Ibu Kota Filipina. Kain itu dibawa seorang pelajar Pondok Pesantren Modern Ummul Quro Al Islami, yakni Nurul Husna Irawan, 16 tahun.

Sekembali ke kampung halaman, sekitar tahun 2014, Galuh memperhatikan rutinitas kaum hawa yang notabene petani, bekerja saat siklus tanam-panen membantu suami. Hitungannya, ada waktu luang yang bisa digunakan oleh para perempuan ini.

Instingnya langsung main. Waktu itu, Galuh pikir, kenapa tak bikin satu kelompok usaha, agar kepulan asap dapur para emak tambah terjaga. Berangkat dari sana, mulailah perempuan yang pernah melintang di Pulau Jawa-Bali-Balikpapan di bidang seni kecantikan ini mencari ide tentang jenis usaha yang cocok.

Setelah dapat ide dan berhasil mengumpulkan "pasukan", pada akhir 2015, terbentuklah kelompok Cintawari Sasirangan Tapin. Tak tanggung-tanggung, mereka produksi dan pasarkan sendiri kain sasirangan yang memiliki motif yang khas daerah Kabupaten Tapin.