BKKBN: Hubungan toksik picu maraknya aborsi bersifat kriminal

id bkkbn,kasus aborsi kemayoran,aborsi,unwanted pregnancy,harganas,berita sumsel, berita palembang

BKKBN: Hubungan toksik picu maraknya aborsi bersifat kriminal

Kepala BKKBN Hasto Wardoyo ketika menghadiri rangkaian acara Hari Keluarga Nasional ke-30 Tahun 2023 di Palembang, Sumatera Selatan, Rabu (5/7/2023). (ANTARA/Hreeloita Dharma Shanti)

Dengan demikian, perbuatan itu mampu membuat tiap keputusan yang diambil oleh pasangan cenderung kacau hingga ekstrem, dimana salah satunya adalah nekat melakukan aborsi di tempat-tempat ilegal yang tidak bisa menjamin keselamatan janin dan perempuan yang bersangkutan.

Hasto turut mengakui jika aborsi jadi salah satu dari banyak masalah dalam pembangunan sumber daya manusia yang tidak terlihat. Sehingga ia mengingatkan agar setiap pihak perlu berhati-hati

“Ada masalah yang perlu kami titip soal pembangunan keluarga. Hubungan seks kita maju, rata- rata pertama kali kontak berhubungan seks anak-anak kita saat ini di usia 15-16 tahun. Padahal sekitar 20 tahun lalu, begitu kita survey seksnya usia 18-19 tahun. Ini artinya banyak yang berzina, ini ada suatu paradoksal dalam masyarakat kita,” ujarnya.

Maka dari itu, katanya, BKKBN terus mendorong agar setiap satuan pendidikan mulai memberikan pendidikan reproduksi yang mencakup cara merawat organ reproduksi, bahaya seks bebas hingga perkawinan diri yang mengancam kesehatan generasi penerus di masa depan.

“Pendidikan reproduksi itu harus diperbolehkan. Jadi edukasi seks itu, jangan diterjemahkan sebagai sexual intercourse saja. Jangan di negative thinking-kan bahwa itu pendidikan bagaimana berhubungan seks, nanti mereka jadi mau melakukan, bukan. Tapi itu sekadar penegasan laki-laki dan perempuan, bagaimana menyelamatkan organ reproduksinya (agar tetap sehat),” katanya.

Sebelumnya pada Rabu (28/6) lalu, pihak kepolisian Jakarta Pusat berhasil menguak kasus praktik aborsi ilegal di Kemayoran, Jakarta Pusat setelah menerima laporan dari warga setempat yang curiga selalu mendengarkan suara vacuum cleaner dan kerap kali melihat banyak wanita datang terus menerus.

Penyelidikan juga turut melibatkan petugas membongkar septic tank yang diduga menjadi tempat pembuangan janin-janin hasil aborsi. Setelah bukti berhasil didapat, polisi langsung meringkus dua polisi berinisial SN (51) dan NA (33) selaku eksekutor yang menggugurkan janin bayi. Berdasarkan keterangan polisi, setidaknya sudah ada 50 perempuan yang memilih melakukan aborsi di sana.