Ibrahim berpendapat ekspansi tersebut didukung oleh meningkatnya permintaan baru selama bulan Juni 2023. Bisnis baru yang datang meningkat secara solid setelah sedikit turun pada Mei 2023, karena kondisi permintaan yang lebih baik mendukung pertumbuhan.
Dari eksternal, peningkatan kurs rupiah didorong dolar AS yang diperdagangkan dalam kisaran ketat pada hari Selasa dengan pasar AS ditutup, karena negara tersebut merayakan Hari Kemerdekaan, terutama karena pekan berakhir dengan data ketenagakerjaan utama yang dapat mempengaruhi langkah selanjutnya oleh Bank Sentral AS, The Fed. Indeks dolar AS tercatat naik tipis 0,01 persen ke level 103.
Selain itu, rilis data manufaktur Negeri Paman Sam juga mengecewakan, dengan Indeks Manajer Pembelian Manufaktur (IMP) manufaktur Institute for Supply Management (ISM) turun menjadi 46,0 pada Juni 2023 dari 46,9 pada bulan Mei 2023, pembacaan terendah sejak Mei 2020.
Menurut dia, survei ISM konsisten dengan ekonomi dalam resesi, tetapi kemungkinan masih belum cukup untuk menghentikan Fed memulai kembali siklus pengetatan pada akhir bulan ini jika laporan ketenagakerjaan resmi pada hari Jumat (7/6) menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja tetap sehat, mengingat inflasi masih di atas target.
Pasar sebagian besar tetap mewaspadai pertemuan The Fed minggu ini, dimulai dengan risalah pertemuan bulan Juni 2023 Bank Sentral, yang akan dirilis pada hari Rabu (5/6). Sementara bank mempertahankan suku bunga stabil, yang turut menandai setidaknya dua kenaikan lagi tahun ini.
Untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat dalam rentang Rp14.970 per dolar AS hingga Rp15.500 per dolar AS.
Rupiah pada pagi hari dibuka menurun 17 poin atau 0,11 persen ke posisi Rp15.047 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak dalam kisaran Rp14.986 per dolar AS hingga Rp15.047 per dolar AS.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) pun juga menunjukkan penguatan rupiah pada Selasa, yakni meningkat ke posisi Rp15.018 per dolar AS dibandingkan posisi sebelumnya Rp15.034 per dolar AS.