Muhammadiyah Lampung sebut perbedaan 1 Syawal di Indonesia bukan hal baru

id Lmapung,Bandarlampung,Muhammadiyah,1 Syawal

Muhammadiyah Lampung sebut perbedaan 1 Syawal di Indonesia bukan hal baru

Ilustrasi: Pengamatan hilal yang dilakukan di Institut Teknologi Sumatera (Itera). (ANTARA/Dian Hadiyatna)

Menurutnya, Lebaran antara Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama (NU) serta ormas Islam lainnya boleh berbeda berdasarkan keyakinan masing-masing, namun ukhuwah Islamiah serta visi kebangsaan harus dapat dijaga bersama-sama.

"Perbedaan itu sangat kecil tak perlu dibesar-besarkan tetapi titik temunya lebih banyak, maka dari itu yang harus kita kedepankan adalah titik temu dan persamaannya di antara gerakan Islam dan ormas Islam di Indonesia," kata dia lagi.

Pada sisi lain, Prof Sudarman menyebutkan bahwa untuk pelaksanaan Shalat Idul Fitri (Id) di Bandarlampung bagi warga Muhammadiyah terdapat 11 titik.

"Kalau di Bandarlampung ada 11 titik, tapi sebenarnya setiap kabupaten dan kota juga akan menggelar Shalat Id di lingkungan atau halaman-halaman masjid Muhammadiyah," kata dia.

Pemerintah melalui Kementerian Agama menetapkan 1 Syawal 1444 Hijriah atau Idul Fitri 2023 Masehi jatuh pada Sabtu (22/4), setelah diputuskan dalam sidang isbat yang digelar di Gedung Kementerian Agama, Jakarta, Kamis malam.

Dengan demikian, penetapan 1 Syawal antara Pemerintah dengan Muhammadiyah berbeda. Muhammadiyah telah menetapkan Idul Fitri pada Jumat (21/4) yang didasarkan pada kriteria wujudul hilal. Sementara Pemerintah pada Sabtu (22/4) berdasarkan kriteria MABIMS.

Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Muhammadiyah Lampung: Perbedaan 1 Syawal di Indonesia bukan hal baru