Jakarta (ANTARA) - Korban perundungan membutuhkan layanan konseling yang tepat untuk memulihkan diri menurut Sekretaris Program Studi S1 Fakultas Psikologi Universitas Katolik Atmajaya Nanda Rosalia.
Sebagaimana dikutip dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Selasa (18/4), ia menjelaskan bahwa konseling bagi korban maupun saksi dan pelaku perundungan dapat dilakukan dengan teknik ABC, yang mencakup upaya mengenali pikiran negatif dan kemudian mengubahnya menjadi keyakinan rasional yang dapat mengubah cara untuk menyikapi kejadian negatif.
"Untuk membantu korban perundungan, seorang konselor harus memberikan konseling yang tepat dan dibutuhkan oleh korban dengan mengenali pikiran negatif apa yang dimiliki oleh korban sehingga dampak buruk dari perundungan dapat dihindari," kata Nanda.
Pendiri Komunitas Guru Satkaara Berbagi (KGSB) Ruth Andriani juga menyampaikan pentingnya pendampingan psikologis bagi korban perundungan.
"Perundungan membawa dampak psikologis bagi korbannya, sehingga peran tenaga pendidik sangatlah penting dalam membantu dan mendampingi korban melalui teknik konseling yang tepat," katanya.
