Ia menyatakan layanan pemeriksaan di puskesmas bisa diakses masyarakat tanpa dipungut biaya apapun. Dengan catatan layanan gratis tersebut ditujukan untuk warga dengan KTP atau yang berdomisili di DKI Jakarta atau yang beraktivitas rutin di Jakarta baik sekolah maupun bekerja.
“Layanan PCR di puskesmas DKI Jakarta disediakan gratis pada jam kerja untuk orang yang memiliki gejala terduga COVID-19 ataupun kontak erat kasus positif COVID-19. Jadi silahkan datang ke puskesmas terdekat,” ujar Ngabila.
Untuk layanan antigen, masyarakat dapat memperolehnya gratis selama 24 jam penuh di puskesmas Kecamatan DKI Jakarta.
Ngabila memastikan bahwa Dinkes DKI Jakarta akan terus perkuat genome sequencing untuk semua kasus positif yang ditemukan di Jakarta dari laboratorium kesehatan Masyarakat (labkesmas) dan swasta.
Ia meminta kepada masyarakat untuk tidak panik. Apapun variannya, setiap pihak diharapkan tetap bekerja sama untuk perkuat imunitas dengan pola hidup sehat dan imunisasi.
“Cegah sakit tetap lebih baik dengan disiplin bermasker terutama jika sedang sakit atau berdekatan dengan orang sakit,” ucap dia.
Sebelumnya melalui konfirmasi secara terpisah, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan bahwa dua pasien terinfeksi subvarian Omicron Arcturus yang sudah divaksinasi sampai dosis ketiga di Jakarta sudah dinyatakan sembuh.
“Pasien tersebut adalah berinisial TSH (56) terindentifikasi positif Arcturus berdasarkan pengambilan sampel pada 24 Maret 2023 di Laboratorium GSI Jakarta.TSH diketahui sebagai Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) dari India yang melakukan perjalanan pada Maret 2023,” kata Juru Bicara
TSH sempat mengalami gejala berupa batuk, pilek, nyeri otot, dengan komorbid hipertensi, meski telah sembuh setelah melakukan isolasi mandiri. Kemenkes juga sudah melakukan pelacakan kasus terhadap tiga orang yang mengalami kontak erat, yakni seorang istri dan dua anak.
"Istrinya mengalami gejala batuk dan pilek, tapi hasil penyelidikan epidemiologi negatif. Sedangkan kedua anaknya tanpa gejala dan negatif," ujarnya.
Sementara pada pasien kedua berinisial NFA (30), seorang perempuan non-pelaku perjalanan luar negeri di Jakarta, terkonfirmasi Arcturus berdasarkan pengambilan sampel pada 29 Maret 2023 di Laboratorium RSPISS Jakarta.
NFA mengalami gejala batuk, pilek, mual, muntah, pneumonia, hingga sulit makan dan tidak memiliki komorbid.
Berita Terkait
Waspadai tawaran kerja di luar negeri jika tak sesuai SOP
Selasa, 17 Desember 2024 11:55 Wib
Pakar kesehatan ingatkan masyarakat tak anggap remeh batuk dan pilek
Selasa, 17 Desember 2024 9:36 Wib
Kejati tahan tersangka korupsi pada eksekusi tanah milik Pertamina
Rabu, 30 Oktober 2024 17:07 Wib
Pramono tegaskan tidak gabung Menteri Prabowo karena fokus Pilkada DKI
Rabu, 16 Oktober 2024 16:58 Wib
Peneliti: Masyarakat rentan perlu lebih dilibatkan di kebijakan iklim
Selasa, 24 September 2024 16:29 Wib
Rano Karno boleh didampingi "Si Doel" di surat suara
Minggu, 22 September 2024 15:15 Wib
65 menit duel emas "dramatis"
Minggu, 22 September 2024 11:29 Wib
Selain tambah hukuman ke SYL, PT DKI juga tambah hukuman denda dan uang pengganti
Selasa, 10 September 2024 16:13 Wib