"Kolik bilier, lokasi nyerinya biasanya di daerah perut bagian atas dan mengarah ke sisi kanan. Umumnya timbul pada malam hari atau setelah konsumsi makanan berlemak," katanya dalam diskusi dengan tema "Mengenal Kolik Bilier" yang diikuti secara daring di Jakarta, Senin.
Kolik bilier adalah nyeri yang ditimbulkan akibat adanya gangguan aliran pada sistem bilier, yang lokasinya di hati atau liver dan di sekitar bagian atas kanan dari perut. Nyeri kolik bilier juga bisa dibedakan dari sumbernya, jika berlokasi di hati dinamakan bilier intrahepatik, sedangkan di luar hati dinamakan ekstrahepatik.
Infeksi saluran di sistem bilier paling sering disebabkan oleh batu di saluran kantung empedu, dan penderitanya kebanyakan ditemukan di usia muda antara 20 sampai 40 tahun.
"Untuk batu di kantung empedu atau saluran empedu memang insidennya banyak ditemukan pada usia-usia muda antara 20 sampai 40 tahun, terutama pada wanita," ucapnya.
Dokter yang praktik di RS Mayapada Jakarta Selatan ini mengatakan gejala kolik bilier yang bisa timbul adalah nyeri yang sangat khas dan terjadi terus menerus secara periodik dengan intensitas yang tinggi selama beberapa jam.
"Kalau nyeri kolik, dia langsung intensitasnya tinggi dan sifatnya periodik, jadi fase berkurang, namun tidak sampai hilang, berulang lagi nyeri lagi, begitu selanjutnya dan dapat berlangsung hingga beberapa jam," ucap Rosmali.
Dokter dengan subspesialis bedah digestif konsultan ini menyarankan jika sudah sering merasakan nyeri yang tajam pada perut bagian kanan atas dan secara terus menerus, segera lakukan pengobatan agar tidak terjadi komplikasi yang mengakibatkan peradangan.
"Kalau pengobatan sudah dengan komplikasi pastinya lebih sulit, tidak sesederhana manakala kondisi penyebab koliknya masih awal, sehingga tidak menimbulkan komplikasi dari upaya tindakan pengobatan. Jadi, jangan sampai datang jika sudah komplikasi radang," ucapnya.
Penanganan yang bisa dilakukan pada kolik bilier adalah jika terjadi di kantung empedu dan sudah terjadi peradangan, akan terjadi pelekatan dengan organ-organ sekitar, sehingga harus dilakukan tindakan operasi pengangkatan batu empedu. Namun, jika disebabkan karena kekentalan cairan empedu, biasanya cukup dengan obat-obatan dan evaluasi berkala.
"Jadi, tidak semua kolik bilier penanganannya dengan pembedahan," ucap Rosmali.
Ia menyarankan untuk menjalani hidup sehat jika sudah terdiagnosa mengalami kolik bilier, dengan menghindari makanan berlemak dan konsumsi makanan tinggi serat.
"Gaya hidup sehat, seperti menghindari makanan berlemak, minum-minuman alkohol atau kebiasaan yang merugikan seperti merokok atau gaya hidup yang biasa tidur begadang, itu baiknya diubah menuju ke pola hidup yang sehat," ucapnya.