Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPHP) Kalteng Riza Rahmadi di Palangka Raya, Selasa, mengatakan, kegiatan penelitian itu dilaksanakan periset Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Susilawati pada November 2021-Maret 2022.
"Kegiatan riset menggunakan varietas IPB 3S dan IPB 9G, dengan judul kegiatan, yakni sistem budi daya padi multi kanopi untuk meningkatkan produktivitas padi di lahan pasang surut," terangnya.
Baca juga: Pemkab OKI kawal program Food Estate jaga ketahanan pangan
Dia mengatakan, berdasarkan kegiatan itu, beberapa varietas dari IPB tersebut mampu berproduksi baik di lahan pasang surut, dengan produktivitas 7,67 ton per hektare Gabah Kering Panen (GKP) untuk variets IPB 3S yang dimultikanopikan dengan Inpari 32, serta 6,20 ton per hektare GKP untuk IPB 9G yang dimultikanopikan dengan Inpari 32.
"Adapun secara tunggal hasil kedua varietas tersebut, yakni IPB 3S mencapai 5,4 ton per hektare dan IPB 9G mencapai 4,17 ton per hektare Gabah Kering Giling (GKG), sesuai hasil ubinan BPS Kabupaten Pulang Pisau," tuturnya.
Lebih lanjut Riza memaparkan, terkait hal ini pihaknya bersama Rektor IPB Arif Satria juga sudah meninjau perkembangan pertanian di kawasan Food Estate, di antaranya mengunjungi kelompok tani Sumber Makmur Desa Belanti Siam.
Baca juga: Sumsel gandeng distributor beli beras petani "food estate"