Marsma TNI Wastum pernah melanggar aturan taruna demi membantu orangtua di sawah

id Marsma TNI Wastum ,bantu orang tua di sawah,bekerja di sawah,cangkul sawah,wastum,aau,akademi aau,angkatan udara

Marsma TNI Wastum pernah melanggar aturan taruna demi membantu orangtua di sawah

Tangkapan layar - Komandan Sektor III Koopsud III Marsma TNI Wastum. (ANTARA/Muhammad Zulfikar)

Waktu itu saya pulang ke kampung dan memakai baju sipil, karena harus membantu orangtua mencangkul di sawah
Jakarta (ANTARA) - Komandan Sektor III Koopsud III Marsma TNI Wastum mengatakan pernah melanggar aturan semasa menjadi taruna Akademi Angkatan Udara (AAU) demi membantu orangtua bekerja di sawah.

"Waktu itu saya pulang ke kampung dan memakai baju sipil, karena harus membantu orangtua mencangkul di sawah," kata Komandan Sektor III Koopsud III Marsma TNI Wastum dipantau dari kanal YouTube, di Jakarta, Kamis.

Marsma TNI Wastum mengakui terpaksa melanggar aturan taruna tersebut, karena harus membantu orangtuanya bekerja di sawah. Apalagi, ia merupakan satu-satunya anak laki-laki, sehingga memiliki kewajiban membantu orangtua.

Kendati demikian, ia mengatakan tidak sepenuhnya melanggar, karena masih menggunakan celana training taruna saat mencangkul di sawah.

Bahkan, hingga tingkat tiga yang saat itu menjabat sebagai komandan kopral taruna, Marsma Wastum masih sering mencangkul di sawah untuk membantu orangtuanya.

Ia bercerita pernah melarang siapa saja untuk datang ke rumahnya. Alasannya, ia tidak ingin para taruna, junior atau rekan-rekannya kesulitan karena akses ke Desa Ujung Gebang, Susukan, Cirebon masih sulit ditempuh menggunakan mobil.

Pada suatu ketika, para junior datang ke rumah orangtuanya untuk menemui Marsma TNI Wastum. Saat itu, juniornya hampir tidak mengenali Wastum, karena memakai caping dan cangkul.

"Setelah mengenali saya, mereka langsung hormat sontak saja saya perintahkan jangan hormat," kenang dia.

Peraih Adhi Makayasa AAU 1996 tersebut mengatakan pernah melakukan intersep terhadap pesawat Lockheed C-5 Galaxy milik Amerika Serikat yang ingin bertolak ke Diego Garcia.

Sesuai rute, seharusnya pesawat milik Amerika Serikat tersebut melewati Laut China Selatan. Namun, karena cuaca buruk pesawat itu masuk ke wilayah Indonesia.

Pada saat itu, ia bersama rekannya langsung menerbangkan F-16 untuk melakukan intersep dan berkomunikasi dengan pesawat milik Amerika Serikat tersebut.

"Itu mendebarkan karena terkait negara lain, namun itu menjadi tugas kita," kata dia.
Baca juga: Kasad Dudung luncurkan buku biografinya Loper Koran Jadi Jenderal


Editor: Budisantoso Budiman
COPYRIGHT © ANTARA 2022