Film "My Sassy Girl", perjalanan rumit demi temukan cinta

id my sassy girl,jefri nichol,tiara andini,fajar bustomi,berita sumsel, berita palembang, antara palembang

Film "My Sassy Girl", perjalanan rumit demi temukan cinta

"My Sassy Girl" (2022). (ANTARA/Falcon Pictures)

Jakarta (ANTARA) - "My Sassy Girl" adalah film drama remaja komedi romantis yang disutradarai oleh Fajar Bustomi dan ditulis oleh Titien Wattimena.

Film yang merupakan pembuatan ulang dari film Korea Selatan tahun 2001 berjudul sama ini, dibintangi oleh Jefri Nichol dan Tiara Andini, sekaligus menjadi debut Tiara dalam bermain film layar lebar. 

Gian (diperankan oleh Jefri Nichol) seharusnya pergi ke rumah sang tante, yang ingin menjodohkan Gian dengan mantan kekasih almarhum anaknya. Namun, sejak berada di stasiun, hingga berada di moda raya terpadu, Gian terjebak dalam situasi yang mengharuskannya untuk mengurus gadis mabuk bernama Sisi (Tiara Andini), dengan membawanya ke hotel.

Terjadi kesalahpahaman antara Gian dan Sisi, tetapi justru hal tersebutlah yang membawa mereka menuju pertemuan demi pertemuan selanjutnya.

Pertemuan itu membentuk sebuah kebersamaan, di mana Gian menemukan dirinya tidak bisa dan tidak mau menjauh dari Sisi, meskipun Sisi sering kali merundungnya.

Sisi yang mempunyai sisi muram sebagai akibat dari masa lalunya, dapat menemukan kebahagiaan setiap kali sedang bersama Gian.

 
"My Sassy Girl" (2022). (ANTARA/Falcon Pictures)


Sayangnya, Sisi selalu merasa bahwa ia tidak pantas berbahagia. Sedangkan Gian selalu berusaha menuruti kemauan Sisi, termasuk seaneh apapun permintaannya, agar bisa membawa Sisi lepas dari kesedihan yang kerap Gian temukan di antara seluruh tingkah Sisi yang konyol.

Sulit rasanya untuk tidak membandingkan film remake dengan versi aslinya yang rilis lebih dari dua dekade silam karya sutradara Kwak Jae-yong, dan dibintangi oleh Cha Tae-hyun dan Jun Ji-hyun.

Indonesia pun bukan satu-satunya negara yang pernah mengadaptasi film ini. Sebelumnya, Amerika, India, China, Nepal, Filipina, bahkan Lithuania juga membuat ulang film Korea tersebut.

Film dari versi Indonesia pun cukup mengingatkan dengan versi aslinya, namun dengan sentuhan lokal yang akrab dengan penonton di Tanah Air. Jika di Korea Selatan kedua tokoh utama bertemu di gonghang cheoldo (kereta bawah tanah), Gian dan Sisi bertemu di KRL.

Bicara soal tokoh utama, bagaimana upaya kedua aktor muda Indonesia ini merepresentasikan kembali dua karakter ikonis dan dicintai oleh penggemar di Negeri Ginseng?

Jefri Nichol sebagai Gian memberikan penampilan yang berbeda dari peran-peran yang ia pernah mainkan sebelumnya. Gian merupakan laki-laki yang "tidak berdaya" dan "sabar", terutama ketika berpasangan dengan Sisi yang dominan.

Bagi Tiara Andini, ini merupakan debut akting layar lebarnya. Untuk penampilan perdana, Tiara bisa dibilang bermain dengan apik untuk menampilkan sisi "menyebalkan" dari Sisi.
 

Kedua aktor muda ini memiliki kemampuan akting yang tidak buruk, apalagi dengan dua watak yang berbeda satu sama lain, yang bisa membuat dinamika hubungan mereka semakin naik-turun. Aksi keduanya pun cukup jenaka, menggemaskan, dan menyenangkan untuk disaksikan.

Hanya saja, rasanya kedua tokoh ini kurang memiliki motivasi yang kuat untuk kemudian membuat penonton memiliki pengertian terhadap pilihan mereka masing-masing.

Terlebih, untuk karakter Sisi yang cukup meledak-ledak dan susah ditebak. Mungkin bagi beberapa orang cukup sulit untuk berempati dengannya dan malah menjadi cukup sukar untuk diikuti. Namun tetap saja, penampilan kedua pemain utama ini patut diapresiasi, dan cocok untuk ditonton oleh penonton remaja dan penggemarnya.

Di sisi lain, "My Sassy Girl" versi Korea merupakan film yang dekat dengan sang sutradara, Fajar Bustomi. Hal itu membuatnya begitu bersemangat dalam menggarap film remake versi Indonesia dengan judul sama tersebut.

Ia menambahkan, kecintaannya akan versi aslinya 21 tahun silam itu membuatnya tertarik untuk menambahkan tafsiran dan unsur kedekatan lebih lanjut kepada penonton.

"Ini seperti membuat film versi sudut pandang dan tafsiran saya. Saya ingin buat 'My Sassy Girl' yang indonesia banget," kata dia baru-baru ini.

Sekarang, mari bicara soal visual. Fajar Bustomi bukan nama asing bagi film-film remaja Indonesia. Sebut saja trilogi "Dilan dan Milea" (2018-2020) hingga "Mariposa" (2020). Tentu, ia memiliki formula tersendiri dalam meracik film ber-genre sama, dan itu terlihat di "My Sassy Girl" versinya.
 
Warna-warna cerah dan keceriaan yang menghiasi layar rasanya memang cocok untuk menceritakan kisah cinta remaja. Sayangnya, hal tersebut tidak bisa menutupi beberapa detail kecil yang terlewat, salah satunya kontinuitas (continuity) adegan.

Memang, ini bukan hal yang besar, namun, cukup mengejutkan bagi penonton yang memberikan atensi penuh pada film.

Namun, dengan karakter-karakter yang kuat, tentu saja, penonton akan kembali fokus pada jalan cerita dan penampilan para aktor di dalamnya.

Selain Jefri Nichol dan Tiara Andini, terdapat pula aksi yang mencuri perhatian dan turut mendulang tawa audiens. Misalnya saja Indy Barends sebagai Ratih (ibu Gian), Surya Saputra sebagai Yudha (ayah Gian), dan Jaja Mihardja sebagai resepsionis hotel.

Meski tidak memiliki porsi yang banyak di cerita maupun film, penampilan mereka agaknya menjadi bumbu tersendiri yang rasanya terus membekas.

Dari sisi audio, film diisi dengan lagu-lagu tema resmi "My Sassy Girl". Ada "Terbiasa Sendiri" yang dibawakan Petrus Mahendra. Terdapat pula "365" yang dibawakan Tiara Andini dan "Kagum" yang dibawakan Raja Giannuca.

"My Sassy Girl" tayang di bioskop Indonesia mulai 23 Juni 2022.