OKU beri pemahaman pencegahan stunting sejak dini

id Percepatan penurunan angka stunting, gagal tumbuh anak, Rembuk Stunting, Program BANGGA KENCANA, Bupati OKU, Dinas Keseh,berita sumsel, berita palemba

OKU beri pemahaman pencegahan stunting sejak dini

Pelaksana Harian Bupati OKU Teddy Meilwansyah dalam acara Rembuk Stunting di Baturaja, Selasa(21/6/2022). ANTARA/Edo Purmana/22

Baturaja (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan terus memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang pencegahan stunting sejak dini melalui Program Rembuk Stunting.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Ogan Komering Ulu (OKU), Rozali di Baturaja, Selasa menjelaskan Rembuk Stunting merupakan suatu langkah penting yang harus dilakukan pemerintah kabupaten/kota untuk memastikan terjadinya integrasi pelaksanaan intervensi penurunan stunting secara bersama-sama antara OPD penanggung jawab layanan dengan sektor atau lembaga non pemerintah dan masyarakat.

Rembuk Stunting tingkat kabupaten ini bertujuan untuk menyampaikan hasil analisis situasi dan rancangan rencana kegiatan intervensi penurunan stunting terintegrasi untuk pelaksanaan rembuk tahun kedua dan selanjutnya.

Selain Rembuk Stunting, kata dia, sebagai upaya percepatan penurunan angka stunting pihaknya juga menggencarkan Program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana.

Program ini merupakan salah satu program dari BKKBN Provinsi Sumsel untuk mewujudkan keluarga berkualitas yang hidup dalam lingkungan sehat guna menangkal stunting khususnya pada anak.

Dalam program ini dilakukan beberapa upaya mulai dari pendeketan keluarga, pendampingan terhadap calon pengantin di usia remaja dan balita di bawah umur 2 tahun guna dilakukan penyuluhan serta pembelajaran agar tidak terjadi stunting ketika melahirkan anak pertama nanti. Sementara itu, Pelaksana Harian Bupati OKU Teddy Meilwansyah menambahkan, kasus stunting pada anak atau balita masih menjadi masalah kesehatan yang perlu diwaspadai di Indonesia.

Berdasarkan data prevalensi anak balita stunting yang dikumpulkan World Health Organization (WHO) pada tahun 2018 menyebutkan, Indonesia termasuk ke dalam negara ketiga dengan prevalensi tertinggi di South-East Asian Region setelah Timor Leste (50,5 persen) dan India (38,4 persen).

Di Kabupaten OKU sendiri, lanjut dia, kasus stunting ditahun 2021 tercatat sebanyak 882 kasus anak yang mengalami gagal tumbuh.

Kasus stunting ini tersebar di beberapa kecamatan dan yang terbanyak terdapat di Kecamatan Pengandonan dengan jumlah anak yang mengalami kekerdilan lebih dari 100 orang.

"Oleh sebab itu melalui upaya-upaya ini diharapkan kita dapat menurunkan angka stunting di Kabupaten OKU," katanya.