BI dorong UMKM Sumsel jajal pasar ekspor

id umkm,usaha mikro,pelaku umkm,bank indonesia ,bi,sumsel,umkm sumsel

BI dorong UMKM Sumsel jajal  pasar ekspor

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Erwin Soeriadimadja pada acara pembukaan kegiatan “Capacity Building UMKM Sumsel Go Export” di Palembang, Rabu (23/2/22). (ANTARA/HO)

Palembang (ANTARA) - Bank Indonesia mendorong pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) menjajal pasar ekspor karena potensi yang tergarap masih relatif kecil.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumatera Selatan Erwin Soeriadimadja mengatakan UMKM sejauh ini berkontribusi hingga 60 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) namun hanya 5 persen dari pelakunya yang sudah bertransaksi di pasar ekspor.

“Masih kecil sekali, padahal peluang sangat banyak dari produk kuliner, fesyen hingga kriya,” kata Erwin saat membuka acara “Capacity Building UMKM Sumsel Go Export” di Palembang, Rabu.

Setidaknya terdapat tiga hal yang perlu dilakukan agar UMKM mampu menembus pasar internasional atau berdaya saing yakni peningkatan kualitas produk, kemampuan memenuhi selera pasar dan memperluas pasar.

Kuncinya, ia melanjutkan, para pelaku UMKM ini harus didampingi oleh instansi terkait secara berkesinambungan melalui ‘klinik’ ekspor, menghubungkan dengan lembaga pembiayaan dan agregator, hingga mempermudah proses sertifikasi serta perizinan.

“Saya rasa, dengan terus berkembangnya UMKM maka aspek perizinan dan lainnya perlu didiskusikan bersama agar ada kemudahan,” kata dia.
Selain itu yang tak kalah penting yakni mendorong UMKM untuk menerapkan digitalisasi pembayaran.

Pembayaran digital ini bukan hanya untuk memudahkan dalam kegiatan produksi hingga marketing (e-commerce) tapi untuk memastikan bahwa proses berjalan dengan cepat dan aman.

Pelaku UMKM dapat memanfaatkan QRIS, yakni Kode QR Standar Indonesia adalah standar kode QR yang dikembangkan oleh Bank Indonesia dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia yang bertujuan untuk mengintegrasikan seluruh metode pembayaran nontunai.

Terpenting lagi yakni meningkatkan kapasitas dari UMKM itu sendiri agar mampu bersaing di pasar internasional.

“UMKM ini harus didorong karena pertumbuhan secara langsung dapat memacu ekonomi di daerah,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian Ernila Rizar mengatakan saat ini terdata terdapat 67.887 unit Industri Kecil Menengah di Sumsel.
“Dari jumlah IKM itu, hanya sedikit yang sudah mampu ekspor. Sehingga diakui, Sumsel tertinggal jauh dari Jawa,” kata dia.

Berdasarkan hasil kajian Dinas Perindustrian Sumsel diketahui terdapat beragam persoalan yang menjadi penyebabnya, diantaranya kurangnya informasi mengenai akses pasar ekspor, sebagai besar masih berskala rumah tangga, hingga belum tersertifikasi.

Untuk itu, Pemprov Sumsel menggandeng asosiasi untuk meningkatkan kemampuan para pelaku UMKM ini, salah satunya bersama Asosiasi Pengusaha Pempek Sumsel.

Pewarta :
Uploader: Aang Sabarudin
COPYRIGHT © ANTARA 2025

Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.