Dechapol/Sapsiree bukukan gelar bersejarah dari Kejuaraan Dunia BWF
Jakarta (ANTARA) - Untuk pertama kalinya Thailand memboyong satu gelar juara dari nomor ganda campuran Kejuaraan Dunia BWF lewat Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai, yang mengalahkan Yuta Watanabe/Arisa Higashino pada babak final yang berlangsung Minggu pagi waktu Huelva, Spanyol.
Ganda campuran peringkat satu dunia ini menyabet medali emas lewat kemenangan dua gim langsung 21-13, 21-14 dalam pertandingan yang berlangsung selama 43 menit.
"Kami sangat senang bisa sampai dan menang di final," kata Dechapol lewat informasi tertulis BWF di laman resminya, Minggu.
Kesuksesan ini juga mencatatkan gelar juara kedua bagi Thailand di ajang Kejuaraan Dunia, menyusul Ratchanok Intanon yang menjuarai nomor tunggal putri pada edisi 2013.
Tidak hanya itu, kemenangan Dechapol/Sapsiree atas Yuta/Arisa di babak final ini juga menjadi yang ketiga kalinya berturut-turut. Dua kemenangan sebelumnya terjadi di babak final Indonesia Open 2021 dan BWF World Tour Finals yang berlangsung di Bali.
Menurut Dechapol, kunci kemenangan mereka mengalahkan unggulan ketiga ialah dengan bermain cepat dan memberikan tekanan tanpa henti.
"Kunci kami bermain lebih cepat saja dari mereka," ujar Dechapol.
Pada gim pertama, aksi Dechapol/Sapsiree memang tak terbendung sehingga bisa menciptakan celah skor yang cukup jauh untuk dikejar. Serangan akurat dan smes dari depan net mewarnai penampilan mereka untuk mengklaim keunggulan pembuka.
Senada dengan rekan mainnya, Sapsiree juga mengakui bahwa tempo permainan yang cepat menjadi strategi mereka untuk mengalahkan Yuta/Arisa yang terkenal alot.
"Kami berusaha menyerang di gim pertama dan bermain cepat, tapi mereka juga bermain bagus hari ini. Saya tahu Yuta sedang ada cedera, tapi dia tetap mengeluarkan permainan terbaik meski mainnya lebih lambat dari kami," tutur Sapsiree.
Namun di gim kedua, persaingan lebih ketat. Ganda campuran Thailand itu sempat terdesak saat skor menyempit di 5-3 dan berbalik tertinggal 7-10. Dalam hal ini, Dechapol mengakui fokusnya sempat terganggu sehingga melakukan kesalahan yang seharusnya tidak perlu.
Menyadari kesalahannya itu, Dechapol pun memutuskan untuk mengubah pola permainannya dan berujung baik karena Thailand bisa kembali memegang kendali pertandingan dan mengamankan kemenangan.
"Saya sudah berusaha sebaik mungkin karena memainkan serangan dan bertahan sekaligus. Tapi memang pertahanan saya lebih baik, jadi akhirnya saya lebih banyak bertahan saja," ungkap Dechapol.
Ganda campuran peringkat satu dunia ini menyabet medali emas lewat kemenangan dua gim langsung 21-13, 21-14 dalam pertandingan yang berlangsung selama 43 menit.
"Kami sangat senang bisa sampai dan menang di final," kata Dechapol lewat informasi tertulis BWF di laman resminya, Minggu.
Kesuksesan ini juga mencatatkan gelar juara kedua bagi Thailand di ajang Kejuaraan Dunia, menyusul Ratchanok Intanon yang menjuarai nomor tunggal putri pada edisi 2013.
Tidak hanya itu, kemenangan Dechapol/Sapsiree atas Yuta/Arisa di babak final ini juga menjadi yang ketiga kalinya berturut-turut. Dua kemenangan sebelumnya terjadi di babak final Indonesia Open 2021 dan BWF World Tour Finals yang berlangsung di Bali.
Menurut Dechapol, kunci kemenangan mereka mengalahkan unggulan ketiga ialah dengan bermain cepat dan memberikan tekanan tanpa henti.
"Kunci kami bermain lebih cepat saja dari mereka," ujar Dechapol.
Pada gim pertama, aksi Dechapol/Sapsiree memang tak terbendung sehingga bisa menciptakan celah skor yang cukup jauh untuk dikejar. Serangan akurat dan smes dari depan net mewarnai penampilan mereka untuk mengklaim keunggulan pembuka.
Senada dengan rekan mainnya, Sapsiree juga mengakui bahwa tempo permainan yang cepat menjadi strategi mereka untuk mengalahkan Yuta/Arisa yang terkenal alot.
"Kami berusaha menyerang di gim pertama dan bermain cepat, tapi mereka juga bermain bagus hari ini. Saya tahu Yuta sedang ada cedera, tapi dia tetap mengeluarkan permainan terbaik meski mainnya lebih lambat dari kami," tutur Sapsiree.
Namun di gim kedua, persaingan lebih ketat. Ganda campuran Thailand itu sempat terdesak saat skor menyempit di 5-3 dan berbalik tertinggal 7-10. Dalam hal ini, Dechapol mengakui fokusnya sempat terganggu sehingga melakukan kesalahan yang seharusnya tidak perlu.
Menyadari kesalahannya itu, Dechapol pun memutuskan untuk mengubah pola permainannya dan berujung baik karena Thailand bisa kembali memegang kendali pertandingan dan mengamankan kemenangan.
"Saya sudah berusaha sebaik mungkin karena memainkan serangan dan bertahan sekaligus. Tapi memang pertahanan saya lebih baik, jadi akhirnya saya lebih banyak bertahan saja," ungkap Dechapol.