BSB bina puluhan UMKM di Kampung Kreatif Pempek Tanjung Rajo Cindo

id bsb,bank sumsel babel,bsb palembang,umkm,pelaku umkm,umkm pempek,pempek,kampung pempek,berita sumsel, berita palembang

BSB bina puluhan UMKM di Kampung Kreatif  Pempek Tanjung Rajo Cindo

Dirut BSB Achmad Syamsuddin memberikan sambutan dalamacara peresmian Kampung Kreatif Pempek Tanggo Rajo Cindo di Palembang, Minggu (19/12/21). (ANTARA/Dolly Rosana/21)

Palembang (ANTARA) - Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bank Sumsel Babel (BSB) membina puluhan pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kampung Kreatif Pempek Tanjung Rajo Cindo Palembang, Sumatera Selatan, dengan menyalurkan kredit pembiayaan tanpa bunga.

Direktur Utama PT Bank Sumsel Babel Achmad Syamsudin di Palembang, Minggu, mengatakan, kredit yang diberikan itu berkisar Rp2 juta hingga Rp3 juta per nasabah.

“Skema yang kami berikan skema Kredit Usaha Rakyat (KUR), tapi karena ini baru awal (stimulus) jadi kami berikan tanpa bunga dulu,” kata Syamsuddin saat peresmian Kampung Pempek Tanjung Rajo di bantaran Sungai Musi kawasan 7 Ulu Palembang.

Ia mengatakan, melalui kredit tanpa bunga ini diharapkan para warga di kampung pempek tersebut termotivasi untuk berbisnis.

BSB akan mengawal terciptanya ekosistem bisnis pempek yang menguntungkan di lokasi tersebut bekerja sama dengan Pemerintah Kota Palembang.

BSB akan memberikan pelatihan kewirausahaan ke pelaku UMKM setempat agar produknya bisa dipasarkan ke luar kota hingga mendapatkan sertifikat halal.

Selain itu BSB akan membantu para pelaku usaha mendapatkan bahan baku dengan harga yang murah, sebagai upaya membangun ekosistem UMKM pempek.

“Arahnya, kami ingin menjadikan kampung ini sebagai destinasi wisata, dan ini pun sudah mendapatkan dukungan Pemkot Palembang,” kata dia.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Wali Kota Palembang Harnojoyo mengatakan munculkan kampung pempek ini diharapkan dapat menambah daya pikat Kota Palembang bagi wisatawan.

Hanya saja, ia menambahkan perlu ditingkatkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan.

“Untuk area parkir, saya rasa dapat disiasati seperti kendaraan diparkirkan di kawasan BKB kemudian menuju lokasi tinggal naik perahu mesin untuk menyeberang,” kata Harnojoyo.

Salah seorang pelaku UMKM setempat dengan merek dagang Pempek Umi, Umi mengatakan, dirinya meraup omset per hari mencapai Rp5 juta dengan memproduksi puluhan ribu pempek ukuran kecil.

Produk pempek kelas menengah tersebut kemudian dipasarkannya pedagang eceran seharga Rp1.000 per buah.

“Saya memproduksi, kemudian banyak warga di sini yang menjualnya kembali menggunakan gerobak hingga berdagang dengan berjalan kaki masuk kampung ke luar kampung,” kata Umi.