Jakarta (ANTARA) - Head of IT Infrastructure IKIP PGRI Bojonegoro, Boedy Irhadtanto, mengatakan bahwa salah satu tantangan utama dalam pembelajaran daring adalah kesiapan para penggunanya -- yaitu pendidik dan siswa.
"Kendalanya di lapangan, bukan cuma bagaimana sistem (teknologi) ini dipakai, tapi juga kesiapan guru dan siswa. Lalu, kesiapan infrastruktur dan adanya perubahan metode (belajar)," kata Boedy dalam diskusi media secara daring, Selasa.
Menurut dia, metode pembelajaran yang dulu dilakukan secara luring (offline, face to face), membuat semua pihak harus menyadari kalau ada kelebihan tertentu dari dua metode tersebut.
"Ketika dulu offline, feedback bisa langsung datang karena guru dan siswa langsung berhadapan. Kalau online, kita tidak bisa langsung dapat feedback, tapi, konten pembelajaran (misal, berupa video), bisa diulang-ulang materinya sampai kita paham," kata Boedy.
Saat ditanya mengenai hubungan antara kesiapan pengguna dengan metode pembelajaran secara digital, Boedy mengatakan terdapat beberapa hal yang harus dikuasai oleh pendidik maupun siswa.
Bagi pendidik, mengolah konten belajar ke bentuk multimedia merupakan sebuah kemampuan yang harus dimiliki di era sekarang ini, terutama di masa pandemi yang menuntut masyarakat membatasi aktivitas fisik.
"Digital teaching, harus diolah ke bentuk multimedia yang lebih menarik, dan ini bisa diletakkan di cloud. Dengan adanya cloud, minimal infrastrukturnya sudah ada. Hanya saja, SDM-nya ini harus didorong agar bisa lebih maksimal," ujarnya.
"Kontennya juga perlu disiapkan, karena dengan digital learning ini siswa harus lebih mandiri. Kalau kontennya kurang menarik, maka nanti bisa menghambat. Pun dengan struktur pembelajarannya. Guru harus bisa membuat konten pembelajaran yang terstruktur, agar penyerapannya maksimal," imbuhnya.
Sependapat dengan Boedy, Chief Technology Officer Sekolah.mu, Rheazandra Priatama, mengatakan model pembelajaran daring yang mandiri dan fleksibel ini perlu dibarengi dengan kolaborasi dari banyak pihak -- mulai dari pengguna hingga penyedia layanan teknologinya.
"Kolaborasi menjadi kunci untuk ekosistem edukasi agar menjadi lebih maju. Penerapan kelas jarak jauh butuh sistem yang memadai," kata pria yang akrab disapa Rhea itu.
"Dengan pembelajaran yang lebih personalized dan kurikulum yang lebih fleksibel, siswa bisa menyesuaikannya dengan learning experience mereka. Indonesia adalah negara yang besar dan banyak yang belajar secara online. Kami ingin melakukan banyak untuk mendukung ini di masa depan," pungkasnya.
Berita Terkait
Kementerian BUMN minta pembelajaran jadi bagian dari KPI pegawai
Selasa, 15 Oktober 2024 14:06 Wib
Direktur Keuangan & Manajemen Risiko ANTARA berikan pelatihan manajemen aset di Biro Sumsel
Rabu, 2 Oktober 2024 22:30 Wib
Pembelajaran maya, antara kemudahan dan ketergantungan teknologi
Senin, 8 Januari 2024 12:02 Wib
Kecerdasan buatan dan mesin pembelajar permudah industri manufaktur
Senin, 13 Maret 2023 13:55 Wib
Pentingnya bermain untuk perkembangan emosional anak
Selasa, 15 Maret 2022 9:48 Wib
Opsi kurikulum prototipe diyakini bantu pulihkan "learning loss"
Jumat, 21 Januari 2022 13:50 Wib
Prilly Latuconsina berkepribadian "Compliance", apa artinya?
Jumat, 24 September 2021 10:59 Wib
Penyebab "learning loss" dan kiat menyiasatinya
Minggu, 5 September 2021 15:33 Wib