Katupek gulai tunjang menu favorit berbuka puasa warga Pariaman
Pariaman (ANTARA) - Ketupek atau ketupat gulai tunjang yang merupakan salah satu kuliner di Kota Pariaman, Sumatera Barat menjadi salah satu menu favorit berbuka puasa bagi warga setempat.
"Penjualan ketupat gulai tunjang saya masih sama dengan hari biasa atau sebelum bulan puasa, tidak ada perubahan," kata salah seorang pedagang katupek gulai tunjang M. Idrus (40) di Desa Sikabu, Kecamatan Pariaman Selatan, Kamis.
Ia mengatakan pada hari biasa dalam sehari atau 24 jam dirinya dapat menjual delapan kaki sapi dan kerbau dengan dipotong berbagai ukuran.
Pada saat bulan puasa penjualan katupek gulai tunjangnya sama dengan hari biasa bahkan waktu penjualannya sekarang hanya beberapa jam menjelang berbuka hingga sahur.
"Alhamdulillah penjualan tidak ada perubahan, kedai saya tetap ramai pembeli," katanya
Ia menyebutkan harga katupek gulai tunjang yang dijualnya bervariasi sesuai dengan ukurannya mulai dari Rp20 ribu untuk tunjang sapi, lalu untuk katupek gulai tunjang kerbau dijual dengan harga Rp26 ribu dan Rp29 ribu per porsi. Sedangkan gulai tunjang kerbau tanpa ketupat dijual dengan harga Rp45 ribu dan Rp60 ribu per porsi.
Meskipun menjual ketupek gulai tunjang ia juga menjual katupek gulai kacuik atau kulit sapi dan kerbau dengan harga Rp13 ribu per porsi.
Sementara salah seorang penjual gulai tunjang di Pasar Pabukoan di Pasar Kurai Taji, Kecamatan Pariaman Selatan Ramailis (62) mengatakan penjualannya tahun ini berkurang.
"Berbeda dengan tahun lalu penjualan bisa Rp200 ribu sekarang hanya Rp100 ribu," kata dia.
Menurut dia hal itu terjadi karena pandemi COVID-19 dan apalagi saat ini masih dalam posisi di awal puasa.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Usaha Kecil Menengah Kota Pariaman, Gusniyetti Zaunit mengatakan biasanya katupek gulai tunjang dijual di Pasar Kurai Taji yang biasa disebut dengan Los Lambuang atau lambung.
Namun tidak menutup kemungkinan kuliner khas Pariaman itu juga dijual di daerah lainnya di daerah itu.
Gusniyetti mengatakan biasanya pedagang di pasar itu menjual kuliner tersebut selama 24 jam dengan sistem bergantian namun saat Ramadhan banyak pedagang musiman yang menjual makanan itu.
"Penjualan ketupat gulai tunjang saya masih sama dengan hari biasa atau sebelum bulan puasa, tidak ada perubahan," kata salah seorang pedagang katupek gulai tunjang M. Idrus (40) di Desa Sikabu, Kecamatan Pariaman Selatan, Kamis.
Ia mengatakan pada hari biasa dalam sehari atau 24 jam dirinya dapat menjual delapan kaki sapi dan kerbau dengan dipotong berbagai ukuran.
Pada saat bulan puasa penjualan katupek gulai tunjangnya sama dengan hari biasa bahkan waktu penjualannya sekarang hanya beberapa jam menjelang berbuka hingga sahur.
"Alhamdulillah penjualan tidak ada perubahan, kedai saya tetap ramai pembeli," katanya
Ia menyebutkan harga katupek gulai tunjang yang dijualnya bervariasi sesuai dengan ukurannya mulai dari Rp20 ribu untuk tunjang sapi, lalu untuk katupek gulai tunjang kerbau dijual dengan harga Rp26 ribu dan Rp29 ribu per porsi. Sedangkan gulai tunjang kerbau tanpa ketupat dijual dengan harga Rp45 ribu dan Rp60 ribu per porsi.
Meskipun menjual ketupek gulai tunjang ia juga menjual katupek gulai kacuik atau kulit sapi dan kerbau dengan harga Rp13 ribu per porsi.
Sementara salah seorang penjual gulai tunjang di Pasar Pabukoan di Pasar Kurai Taji, Kecamatan Pariaman Selatan Ramailis (62) mengatakan penjualannya tahun ini berkurang.
"Berbeda dengan tahun lalu penjualan bisa Rp200 ribu sekarang hanya Rp100 ribu," kata dia.
Menurut dia hal itu terjadi karena pandemi COVID-19 dan apalagi saat ini masih dalam posisi di awal puasa.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Usaha Kecil Menengah Kota Pariaman, Gusniyetti Zaunit mengatakan biasanya katupek gulai tunjang dijual di Pasar Kurai Taji yang biasa disebut dengan Los Lambuang atau lambung.
Namun tidak menutup kemungkinan kuliner khas Pariaman itu juga dijual di daerah lainnya di daerah itu.
Gusniyetti mengatakan biasanya pedagang di pasar itu menjual kuliner tersebut selama 24 jam dengan sistem bergantian namun saat Ramadhan banyak pedagang musiman yang menjual makanan itu.