BPPTKG: Gunung Merapi mengalami 59 kali gempa guguran

id Gempa guguran,Merapi,Siaga,letusan gunung,berita sumsel, berita palembang, antara sumsel, antara hari ini, palembang hari ini

BPPTKG: Gunung Merapi  mengalami 59 kali gempa guguran

Seorang warga beraktivitas dengan berlatar belakang Gunung Merapi di Klakah, Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (11/11/2020). Berdasarkan data pengamatan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) periode (10/11/2020), tercatat kegempaan 54 guguran, 33 vulkanik dangkal, 63 hembusan dan 294 fase banyak. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/hp. (.)

Yogyakarta (ANTARA) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyatakan, Gunung Merapi mengalami 59 kali gempa guguran selama periode pengamatan pada Jumat (13/11) mulai pukul 00:00-24:00 WIB.

Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta, Sabtu, menyebutkan, selain gempa guguran, pada periode pengamatan itu juga tercatat 306 kali gempa hybrid atau fase banyak, 69 kali gempa hembusan, dan 45 kali gempa vulkanik dangkal.

Berdasarkan pengamatan visual, tampak asap berwarna putih keluar dari Gunung Merapi dengan intensitas sedang hingga tebal dengan ketinggian 75 meter di atas puncak.

Pada periode pengamatan itu, dilaporkan pula suara guguran sebanyak lima kali dari Pos Pemantauan Gunung Merapi (PGM) Babadan dan PGM Kaliurang, Sleman.

Berikutnya, laju deformasi Gunung Merapi diukur menggunakan electronic distance measurement (EDM) Babadan rata-rata 13 cm per hari.

BPPTKG telah menaikkan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga. Untuk penambangan di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan untuk dihentikan.

BPPTKG meminta pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.

Pemerintah Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Magelang, Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Klaten, Jawa Tengah juga diminta mempersiapkan segala sesuatu yang terkait dengan upaya mitigasi bencana akibat letusan Gunung Merapi yang bisa terjadi setiap saat.