Pertamina bantu penambahan fasilitas Laboratorium Bahasa Universitas Taman Siswa Palembang

id pertamina,pt pertamina,pertamina sumbagsel,bantuan csr,bantuan csr pertamina

Pertamina bantu penambahan fasilitas Laboratorium Bahasa Universitas Taman Siswa Palembang

Penyerahan bantuan CSR dari Pertamina ke Universitas Taman Siswa Palembang, Rabu (21/10). (ANTARA/HO/20)

Palembang (ANTARA) - PT Pertamina (Persero) melalui Marketing Operation Region II Wilayah Sumatera Bagian Selatan menyalurkan bantuan tanjung jawab sosial perusahaan (CSR) berupa penambahan fasilitas Laboratorium Bahasa Universitas Taman Siswa Palembang.

Region Manager Communication, Relations & CSR PT Pertamina MOR II Sumbagsel Dewi Sri Utami di Palembang, Kamis, mengatakan bantuan ini sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam mendukung pembangunan sumber daya manusia di Sumatera Selatan.

 “Bantuan fasilitas laboratorium bahasa diharapkan dapat menunjang perkuliahan dan upaya peningkatan kompetensi mahasiswa serta dosen. Harapannya, nanti akan lahir lulusan yang berdaya saing global,” kata Dewi.

PT Pertamina melalui program CSR-nya merealisasikan bantuan berupa 15 unit komputer, 1 printer, 1 proyektor dan 1 layar proyektor, dengan total bantuan senilai Rp91.550.000 yang diserahkan Officer CSR & SMEPP Pertamina Agustina Mandayati, Rabu (21/10)

Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Kuntun Tri Lestari mengatakan bantuan tersebut sangat bermanfaat karena saat ini pendidikan berbasis digital.

Para dosen dituntut mampu mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, dimana modul-modul pengajaran yang terus berkembang itu pada umumnya berbahasa asing.

Fasilitas laboratorium bahasa ini nantinya akan digunakan oleh 30 orang mahasiswa FKIP dan 1.000 mahasiswa non- FKIP.

“Laboratorium ini bukan hanya digunakan untuk kegiatan perkuliahan, tapi juga menjadi tempat pelaksanaan tes TOEFL, serta digunakan sebagai media pelatihan,” kata dia.

Kuntun menambahkan keberadaan Laboratorium Bahasa di perguruan tinggi merupakan kebutuhan yang wajib, mengingat teori-teori ilmu pendidikan terus bergulir, apalagi di saat pandemi COVID-19.