Wapres sebut ekspor minyak sawit Indonesia menurun selama pandemi
Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengatakan ekspor minyak sawit dari Indonesia ke negara-negara tujuan mengalami penurunan selama pandemi COVID-19 sehingga berimbas pada keberlangsungan petani dan pelaku usaha sawit.
"Di tengah pandemi COVID-19, kinerja ekspor minyak sawit di Indonesia mengalami penurunan sekitar 11 persen pada semester pertama 2020," kata Ma'ruf Amin saat membuka program Pengembangan Potensi Santripreneur berbasis Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) Sawit sebagai Program Pemberdayaan Ekonomi Daerah dari Jakarta, Kamis.
Ma'ruf mengatakan bahwa komoditas kelapa sawit menjadi andalan Pemerintah karena industri sawit tersebut berkontribusi cukup besar terhadap pembangunan nasional. Selain berpengaruh di bidang perekonomian, industri sawit juga memiliki peran strategis.
"Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, menguasai 55 persen pangsa pasar ekspor global. Industri dan perkebunan kelapa sawit mampu menciptakan kesempatan kerja yang cukup luas sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya," katanya menjelaskan.
Sebagai dampak dari kebijakan karantina atau lockdown di negara-negara Eropa dan Tiongkok, ekspor sawit dari Indonesia melemah dibandingkan masa sebelum pandemi COVID-19.
"Negara tujuan utama ekspor minyak sawit Indonesia yang pada masa lalu didominasi Eropa, sejak beberapa waktu terakhir telah berubah dan terdiversifikasi antara lain ke India, Tiongkok, dan Afrika," katanya.
Meskipun ekspor sawit melemah, menurut Ma'ruf, ada harapan dari konsumsi minyak sawit di dalam negeri yang tercatat tumbuh positif.
"Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat konsumsi domestik minyak sawit pada semester pertama 2020 sebesar 8,66 juta ton atau secara akumulatif naik sekitar 2,8 persen," katanya.
Untuk memperkuat industri sawit di pasar domestik, Wapres meminta ada peningkatan kerja sama dan kolaborasi dari berbagai pihak terkait untuk meningkatkan produksi dan pemasaran produk-produk kelapa sawit.
"Kolaborasi ini penting guna memperbesar dan mempercepat produksi, distribusi, dan pemasaran produk sawit," ujarnya.
"Di tengah pandemi COVID-19, kinerja ekspor minyak sawit di Indonesia mengalami penurunan sekitar 11 persen pada semester pertama 2020," kata Ma'ruf Amin saat membuka program Pengembangan Potensi Santripreneur berbasis Usaha Kecil Menengah dan Koperasi (UKMK) Sawit sebagai Program Pemberdayaan Ekonomi Daerah dari Jakarta, Kamis.
Ma'ruf mengatakan bahwa komoditas kelapa sawit menjadi andalan Pemerintah karena industri sawit tersebut berkontribusi cukup besar terhadap pembangunan nasional. Selain berpengaruh di bidang perekonomian, industri sawit juga memiliki peran strategis.
"Indonesia merupakan negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, menguasai 55 persen pangsa pasar ekspor global. Industri dan perkebunan kelapa sawit mampu menciptakan kesempatan kerja yang cukup luas sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitarnya," katanya menjelaskan.
Sebagai dampak dari kebijakan karantina atau lockdown di negara-negara Eropa dan Tiongkok, ekspor sawit dari Indonesia melemah dibandingkan masa sebelum pandemi COVID-19.
"Negara tujuan utama ekspor minyak sawit Indonesia yang pada masa lalu didominasi Eropa, sejak beberapa waktu terakhir telah berubah dan terdiversifikasi antara lain ke India, Tiongkok, dan Afrika," katanya.
Meskipun ekspor sawit melemah, menurut Ma'ruf, ada harapan dari konsumsi minyak sawit di dalam negeri yang tercatat tumbuh positif.
"Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat konsumsi domestik minyak sawit pada semester pertama 2020 sebesar 8,66 juta ton atau secara akumulatif naik sekitar 2,8 persen," katanya.
Untuk memperkuat industri sawit di pasar domestik, Wapres meminta ada peningkatan kerja sama dan kolaborasi dari berbagai pihak terkait untuk meningkatkan produksi dan pemasaran produk-produk kelapa sawit.
"Kolaborasi ini penting guna memperbesar dan mempercepat produksi, distribusi, dan pemasaran produk sawit," ujarnya.